Gelombang demonstrasi mahasiswa Pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat semakin meluas ke beberapa universitas dan lembaga pendidikan di berbagai negara bagian hingga ke Kanada. Demonstrasi menuntut diakhirinya genosida di Gaza tersebut meluas hingga mencapai 40 Universitas. Sementara itu, lebih dari 500 mahasiswa termasuk dosen telah ditangkap.
Lembaga Amnesty International telah menyerukan pihak-pihak di universitas-universitas AS untuk mengizinkan demonstrasi damai yang dilakukan oleh para mahasiswa dan dosen. Mereka menegaskan bahwa upaya pembungkaman demonstrasi damai tersebut merupakan pelanggaran jelas terhadap hak asasi manusia.
Selama berhari-hari, ratusan mahasiswa melanjutkan protes mereka di beberapa universitas Amerika untuk menuntut “gencatan senjata permanen di Gaza, penghentian bantuan militer Amerika ke Israel, dan penarikan investasi universitas dari perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan dari invasi Israel.”
Beberapa lembaga Amerika dan anggota Kongres melontarkan tuduhan anti-semit terhadap peserta demonstrasi, dengan latar belakang tuntutan mereka agar Israel berhenti membunuh warga sipil Palestina di Gaza.
Pasukan keamanan Amerika telah menyerbu beberapa universitas di AS. Mereka menghalangi ratusan mahasiswa, peneliti, dan dosen, serta menangkap ratusan dari mereka, diantaranya adalah kepala departemen Filsafat Universitas Emory, Noelle McAfee.
Protes mahasiswa meluas hingga mencakup beberapa universitas elit, termasuk Columbia, Emory, Texas, Ohio, Harvard, Michigan, Minnesota, Yale, dan sejumlah universitas terkemuka lainnya di Amerika Serikat. Selain di AS dan Kanada, gelombang demonstrasi Pro-Palestina juga menjalar ke Eropa, khususnya ke Universitas Sorbonne di Perancis.
Sumber: Anadolu Agency & Al-jazeera.