Sejumlah jurnalis dan akademisi Mesir mengatakan bahwa meningkatnya hubungan antara Turki dan Mesir mempunyai dampak positif terhadap isu Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh sejumlah jurnalis dan akademisi Mesir yang ikut berpartisipasi dalam kunjungan ke Institut Yunus Emre, Turki dan berhasil diwawancarai oleh Anadolu Agency.
Konsultan internasional di Kementerian Pendidikan Tinggi Mesir, Mahmoud Azmy, mengatakan bahwa “interaksi kebudayaan dan kekeluargaan antara Turki dan Mesir bukanlah interaksi baru, interaksi antar dua bangsa ini sudah ada sejak lebih dari 350 tahun yang lalu.”
Azmi menyatakan bahwa Mesir yang terletak di sisi barat Jalur Gaza, dan Turki yang terletak di utara bisa saling melengkapi (untuk memberikan dampak positif terhadap Gaza).
Khaled Al-Shami, seorang jurnalis peneliti hubungan internasional di surat kabar Al-Masry Al-Youm, mengatakan bahwa hubungan Turki-Mesir telah berkembang di tingkat politik, komersial, budaya dan sosial.
Al-Shami mencontohkan bahwa hal itu terlihat dari kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Kairo beberapa waktu yang lalu.
Dia mengatakan bahwa kedua negara berupaya untuk mengakhiri perbedaan di antara mereka, yang akan membuka pintu bagi lebih banyak investasi bersama. .
Di sisi lain, Al-Shami mengatakan bahwa Gaza adalah isu penting saat ini bagi dunia Arab, dan Mesir khususnya yang ikut memikul tanggungjawabnya dalam menyelesaikan konflik Palestina.
Dia menjelaskan bahwa keputusan Turki untuk mengirimkan bantuan kemanusiaannya ke Jalur Gaza melalui Mesir merupakan bentuk dukungan Turki kepada Mesir dan sikapnya terhadap Gaza serta upaya Mesir menjadi mediator perundingan antara Hamas dan Israel.
Sementara itu, Dr Sayed Mohamed Al-Sayed, dari Departemen Studi Keturkiyan di Fakultas Sastra Universitas Alexandria, menggambarkan bahwa hubungan Turki-Mesir memiliki akar dalam yang sudah ada sejak sebelum era Ottoman.
Ia menambahkan, bangsa Turki dan Mesir hidup di bawah payung yang sama sejak zaman Bani Umayyah.
Sumber: Anadolu Agency.