Pekan lalu, Parlemen Israel resmi mengesahkan undang-undang yang mengecualikan sekte Yudaisme Haredi dari wajib militer. Dalam sidang yang berlangsung sore hari Senin (10/06/24), 63 dari total 120 anggota Knesset memberikan suaranya untuk menyetujui RUU yang membebaskan sekte Haredi dari wajib militer. Menariknya, Yoav Galant (Menteri Pertahanan Israel) yang sebenarnya masuk dalam koalisi pemerintahan Netanyahu justru menolak menyetujui RUU tersebut.
Sebelum pemungutan suara dilakukan, Benny Gantz sudah mengancam akan mundur dari Kabinet Perang Israel jika RUU yang mengecualikan Haredi dari wajib militer disahkan. Dan pada tanggal 10 Juni, Gantz menepati ucapannya untuk mundur hingga memaksa Netanyahu membubarkan kabinet perang.
Pada hari Minggu tanggal 16 Juni 2024, Kepala Staf Angkatan Darat Israel Herzi Halevy mengatakan dalam konferensi persnya bahwa perekrutan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam tentara telah menjadi kebutuhan mendesak untuk saat ini.
Meskipun sebagian besar menteri di pemerintahan Benjamin Netanyahu mendukung pengecualian sekte Haredi dari wajib militer, Halevy mengirimkan pesan yang jelas secara politik bahwa militer Israel kekurangan 15 batalyon untuk mencapai tujuan yang diperlukan. Ia menjelaskan bahwa kekurangannya adalah lebih dari 4.500 tentara, yang setara dengan jumlah seluruh brigade.
Tokoh oposisi Israel, Yair Lapid telah berulang kali mengecam RUU yang membebaskan Haredi dari dinas militer. Lapid terus memimpin demonstrasi mengecam sikap Netanyahu yang hanya peduli pada kepentingan politiknya sendiri dan menyeret negara dalam jurang konflik dan kehancuran. Lapid termasuk yang paling getol menyerukan agar pemerintahan Netanyahu ditumbangkan dan segera dilakukan pemilu dini.
Sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober lalu, publik Israel menuduh Yahudi Haredi tidak mendukung upaya perang dan menyebut mereka sebagai “benalu.” Sekte Haredi menolak untuk ikut berperang dan mati demi negara, sementara pada saat yang sama menerima subsidi dari negara untuk membiayai studi mereka.
Yudaisme Haredi adalah sekte Yahudi ta’at. Mereka memiliki ratusan ribu pengikut. Tercatat, lebih dari 700.000 pengikut Haredi tinggal di Israel. Sebagian besar mereka tinggal di Yerussalem dan pinggiran Tel Aviv. Oleh pemerintah Israel, mereka diberi hak otonomi atau hak untuk menentukan nasib sendiri. Mereka diizinkan oleh pemerintah mendirikan lembaga pendidikan. Tak Cuma itu, mereka juga diperbolehkan membentuk sistem pengadilan tersendiri dan berbeda dari sekte Yahudi lainnya.
Meskipun diistimewakan oleh Pemerintahan Netanyahu, Haredi kadang juga berselisih dengan pemerintah. Teranyar (19/06/24), Haredim mengancam mundur dari koalisi setelah Netanyahu menarik “rancangan undang-undang rabi” dari agenda Knesset. Pencabutan RUU tersebut diumumkan beberapa jam sebelum jadwal pemungutan suara. Perselisihan ini kembali menambah dalam perpecahan dalam masyarakat dan pemerintahan Israel.
Sumber: Aljazeera, Alarabiya & The Times of Israel.