Jakarta, 06/04/2025
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS mendesak pemerintah segera mengambil langkah strategis menyikapi kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang dinilai berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia. Respons yang diusulkan mencakup perlindungan sektor UMKM, penguatan ketahanan pangan lokal, serta diplomasi dagang terukur.
Proteksi UMKM dan Diversifikasi Pasar
Hendry Munief (Komisi VII) menegaskan kebijakan tarif dan pembatasan perdagangan AS akan berdampak luas, terutama pada ekspor Indonesia ke AS dan Tiongkok—dua pasar utama. “Pemerintah harus berhati-hati dan memperkuat ekosistem UMKM melalui stimulus perpajakan, subsidi, serta pembatasan impor barang tertentu,” ujarnya.
Ia menyarankan diversifikasi pasar ekspor ke negara selain AS-Tiongkok, serta peningkatan daya saing produk UMKM untuk jangka panjang. “UMKM selama ini jadi penyelamat ekonomi, tapi tantangan pascapandemi dan gejolak global bisa melemahkan mereka,” tambah Hendry.
Momentum Kedaulatan Pangan
Sementara itu, Johan Rosihan (Komisi IV) melihat kebijakan Trump sebagai peluang mempercepat kemandirian pangan. “Kita harus kurangi ketergantungan impor bahan pangan seperti kedelai dan jagung dengan memperkuat produksi lokal,” tegasnya.
Ia mendorong insentif untuk petani, perluasan lahan produktif, dan penguatan riset pertanian. “NTB contohnya, punya potensi besar untuk padi, jagung, hingga perikanan. Ini saatnya pangan lokal jadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Johan.
Diplomasi Dagang dan Mitigasi Dampak
Muhammad Kholid (Komisi XI) menekankan pentingnya diplomasi cerdas alih-alih retaliasi. “Negosiasi ulang skema GSP dan perluasan pasar ke Eropa, Afrika, atau BRICS harus jadi prioritas,” jelasnya.
Ia juga memperingatkan risiko PHK di industri padat karya (tekstil, elektronik, mebel) serta tekanan pada rupiah akibat capital outflow. “Pemerintah perlu skema fiskal dan penguatan sektor keuangan untuk antisipasi dampak berantai,” pungkas Kholid.
Tuntutan Aksi Konkret
Ketiga legislator sepakat pemerintah harus segera merancang strategi komprehensif, menggabungkan proteksi sektor domestik, diplomasi aktif, dan reformasi struktural. “Kebijakan Trump adalah ujian bagi ketahanan ekonomi Indonesia. Respons kita harus sistematis, bukan sekadar reaktif,” tandas Hendry.