Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza melaporkan syahidnya Dr. Marwan Sultan, direktur Rumah Sakit Indonesia, bersama istri dan lima anggota keluarganya, akibat serangan udara Israel yang menargetkan rumahnya di Gaza barat.
“Dengan kesedihan dan duka yang mendalam, kami mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya dr. Marwan Sultan, direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara dalam tugas kemanusiaan dan medis. Marwan Sultan syahid bersama sejumlah anggota keluarganya, setelah penjajah menargetkan rumahnya di Kota Gaza, “ lapor kementerian kesehatan dalam pernyataannya.
“Setiap kejahatan yang dilakukan terhadap tenaga medis dan kemanusiaan menegaskan kembali pola berdarah dan sistematis serta niat yang direncanakan sebelumnya untuk secara langsung dan sengaja menargetkan tenaga medis,” ujar kementerian kesehatan mengecam kejahatan terhadap tenaga medis.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir al-Barash, mengatakan bahwa direktur rumah sakit Indonesia, dr. Marwan al-Sultan, merupakan salah satu ilmuwan paling terkemuka di Jalur Gaza.
Direktur Kompleks Medis Al-Shifa di Kota Gaza, Dr. Mohammed Abu Salmiya, mengatakan bahwa syahidnya Sultan menambah rentetan pembunuhan terhadap tenaga medis di Gaza, ia mencatat bahwa almarhum Marwan Sultan merupakan salah satu dari dua konsultan kardiologi di Gaza utara.
Mei lalu, rumah sakit Indonesia berhenti beroperasi setelah menjadi sasaran pasukan militer Israel, yang menghancurkan generatornya dan merusak beberapa departemen hingga tenaga medis terpaksa mengevakuasi pasien ke RS lain.
Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza juga mengumumkan syahidnya 142 warga, termasuk 39 penerima bantuan, dan cederanya 487 lainnya selama 24 jam terakhir, akibat meningkatnya serangan udara dan artileri serta tembakan langsung oleh pasukan penjajah Israel.
Selama hampir 22 bulan, Israel, dengan dukungan penuh Amerika, telah melakukan genosida di Gaza, yang menyebabkan sekitar 191.000 warga Palestina meninggal dan terluka, kebanyakan dari mereka anak-anak dan wanita, lebih dari 11.000 orang hilang, dan ratusan ribu orang mengungsi.
Sumber: Al Jazeera.