Delegasi negosiasi Hamas menuju Turki pada hari Selasa untuk membahas perkembangan terbaru terkait agresi yang sedang berlangsung di Gaza .
Seorang pejabat Hamas mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa delegasi yang dipimpin oleh kepala dewan kepemimpinan, Mohammed Darwish, telah meninggalkan Doha menuju Istanbul. Delegasi tersebut, yang juga mencakup seluruh anggota delegasi negosiasi Hamas yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya, sedang mengadakan beberapa pertemuan dengan para pejabat Turki mengenai perkembangan terbaru dalam negosiasi gencatan senjata yang terhenti pekan lalu.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan dengan para penasihat seniornya mengenai masalah tawanan di Gaza.
“Saya baru saja menyelesaikan pertemuan lanjutan mengenai pembebasan sandera kami. Ada beberapa pertemuan yang kami lakukan sejak delegasi kembali dari Qatar, kami terus berusaha,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataannya.
Sebelumnya, Gerakan Perlawanan Islam, Hamas, pada hari Selasa menyerukan eskalasi aksi massa global pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, 1, 2, dan 3 Agustus, untuk memprotes agresi, genosida, dan kelaparan yang sedang berlangsung terhadap lebih dari dua juta warga Palestina di Jalur Gaza.
Dalam pernyataan yang diterima Arabi21, gerakan tersebut menegaskan bahwa Minggu depan akan menjadi “hari internasional untuk mendukung Gaza, Yerusalem, Al-Aqsa, dan para tawanan, sebagai pemenuhan atas seruan As-Syahid Ismail Haniyeh yang gugur setahun yang lalu”.
“Hamas mendesak bangsa Arab dan Islam, dan seluruh bangsa merdeka di seluruh dunia, untuk berpartisipasi secara luas dalam pawai dan protes massa di berbagai kota dan ibu kota dunia, sebagai penolakan terhadap agresi Zionis yang sedang berlangsung di Gaza. Juga sebagai protes terhadap kelaparan sistematis dan genosida yang menargetkan perempuan, anak-anak, orang sakit, dan warga sipil tak berdosa.”
Gerakan ini menyerukan peningkatan segala bentuk demonstrasi dan aksi duduk di depan kedutaan besar Israel dan Amerika, serta kedutaan besar negara-negara yang memberikan perlindungan politik dan militer untuk Penjajah, serta menuntut langkah-langkah politik, diplomatik dari dunia internasional untuk menghentikan genosida Israel di Jalur Gaza.
Sumber: Arabi 21