Militer Lebanon pada hari Sabtu (09/08/25) memperingatkan demonstran pro Hizbullah agar tidak membahayakan keamanan negara melalui tindakan sembrono menyusul demonstrasi tiga malam berturut-turut yang dilancarkan oleh pendukung Hizbullah dan Gerakan Amal yang menyebabkan terjadinya sejumlah bentrokan sebagai protes atas keputusan pemerintah Lebanon yang ingin melucuti senjata Hizbullah.
Militer Lebanon menegaskan bahwa mereka “menghormati kebebasan berekspresi, namun Militer tidak akan membiarkan terjadinya gangguan terhadap keamanan negara dan ketenangan warga sipil.” Militer menegaskan bahwa mereka “tidak akan mengizinkan penutupan jalan atau penjarahan baik itu properti pribadi maupun publik.
“Kami menekankan pentingnya setiap warga negara dan semua pihak untuk bertindak secara bertanggung jawab selama krisis saat ini.” ujar Militer.
Untuk hari ketiga berturut-turut, para pendukung Hizbullah dan Gerakan Amal Lebanon menggelar pawai protes dengan mobil dan sepeda motor. Demonstran menolak keputusan pemerintah untuk membatasi kepemilikan senjata hanya untuk negara serta persetujuannya atas usulan AS untuk melucuti senjata Hizbullah.
Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan bahwa “untuk hari ketiga berturut-turut, pawai sepeda motor dan mobil dimulai di kota Nabatieh dan kota-kota sekitarnya, membawa bendera Gerakan Amal, Hizbullah, dan Iran.”
Kantor berita tersebut menambahkan bahwa pawai tersebut berkeliling di jalan-jalan utama kota, meneriakkan slogan-slogan pro-Hizbullah dan slogan-slogan lain.
Para pendukung Hizbullah juga memblokir jalan Zahle-Chtaura di Lembah Bekaa, sebelah timur Lebanon, dan jalan Baabda-Hazmieh di Gunung Lebanon. Sumber-sumber di Al Arabiya dan Al Hadath melaporkan bahwa tentara Lebanon menangkap sejumlah pendukung Hizbullah setelah mereka tiba di pusat kota Beirut.
Pada hari Kamis, Kabinet Lebanon menyetujui usulan utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Tom Barrack tentang penguatan perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel sekaligus melucuti senjata Hizbullah.
Hizbullah menanggapi hal tersebut dengan mengeluarkan pernyataannya pada hari Rabu lalu yang menyatakan bahwa pemerintahan Nawaf Salam telah melakukan kesalahan besar dengan keputusannyan melucuti senjata Hizbullah. Gerakan menekankan bahwa mereka akan mengabaikan keputusan pemerintah tersebut.
Sumber: Alarabiya.