Beberapa masjid di kota-kota Belanda seperti Rotterdam, Eindhoven, Arnhem, Tilburg, dan Den Haag menerima surat ancaman yang sangat menggegerkan: memakai darah, gambar karikatur Nabi Muhammad ﷺ yang menghina, serta kalimat penghinaan dan provokasi terhadap umat Islam.
Reaksi Komunitas dan Kecemasan yang Muncul
Komunitas Muslim setempat menyatakan bahwa surat-surat itu bukan hanya usaha melecehkan, tetapi juga pesan teror yang ditujukan untuk merusak rasa aman umat Islam dalam melaksanakan ibadah di masjid.
Yoram van Klaveren, juru bicara Asosiasi Masjid Nasional Belanda (National Mosque Association), menyebut insiden ini sebagai bentuk intimidasi langsung. Salah satu surat mengandung kalimat menakutkan: “Akhir hari-hari Islam di Eropa.”
Insiden-insiden ini menghidupkan kembali kenangan pahit tragedi sebelumnya, seperti pembantaian di dua masjid di Christchurch, New Zealand tahun 2019 yang merenggut 51 nyawa, serta penculikan dan pembunuhan seorang jamaah di Prancis saat beribadah sebelumnya tahun ini.
Tuntutan Keamanan dan Respons Otoritas
Pihak IUMS melaporkan bahwa umat Islam di Belanda sering menjadi korban pelecehan: mulai dari hinaan verbal hingga diludahi ketika keluar dari masjid. Insiden terakhir ini dianggap sebagai eskalasi yang membutuhkan tindakan segera.
Di Rotterdam, para perwakilan masjid mengadakan pertemuan darurat dengan walikota Carola Schouten. Mereka mendesak tindakan perlindungan tambahan untuk masjid dan para jamaah. Otoritas lokal dilaporkan sedang mempertimbangkan langkah-langkah keamanan tambahan.