Inilah kitab yang disebut-sebut sebagai kitab tafsir tertua di negeri ini. Kitab Turjuman ditulis oleh seorang ulama besar dari Aceh bernama Syekh Abdurrauf Al-Singkeli. Ia adalah seorang alim yang mendirikan sebuah madrasah yang didatangi murid-murid dari berbagai tempat di kesultanan Aceh. Ia kemudian melakukan pengembaraan intelektual ke Arabia sekitar tahun 1052 H /1642 M. Dalam petualangannya ini ia telah menjalin hubungan selama 19 tahun dengan para ulama besar untuk mempelajari berbagai cabang ilmu agama (tafsir, hadis, fiqih, tasawuf, tauhid dan akhlak).
Syekh Abdurrauf kembali ke Aceh pada 1661 M dan berkarir di pemerintahan para ratu (sultanah). Pada saat itu ilmu pengetahuan, seni dan budaya sedang berkembang pesat. Terutama pada masa Ratu Safiatuddin banyak sekali karya tulis yang dihasilkan dengan atau tanpa permintaan ratu. Syekh Abdurrauf pernah diminta sultanah untuk menulis kitab yang akan dijadikan pedoman bagi para hakim (qadhi) dalam menjalankan tugasnya; maka ia menulis kitab berjudul Mir’at al-Thullab fi Tashil Ma’rifat al-Ahkam.
Kitab Tafsir Turjuman al-Mustafid diperkirakan ditulis pada masa Ratu Safiatuddin. Peter Riddell menduga penulisan tafsir ini dilakukan pada tahun 1675; hal ini berdasarkan hasil temuannya atas salinan tertua manuskrip kitab ini.
Namun terdapat kontroversi terhadap kitab Turjuman; sebagian ulama atau bahkan muhaqqiq menyatakan bahwa kitab ini merupakan terjemahan dari Anwarul Tanzil karya Al-Baidhawi. Pangkal anggapan ini menurut Riddell berasal dari edisi cetakan pertama yang beredar di Istanbul pada 1884 yang pada halaman judul, redaktur memuat peryataan: “Inilah kitab yang bernama Tarjuman at-Mustafid bi al-Jawi yang diterjemahkan dengan bahasa Jawi yang diambil setengah maknanya dari tafsir al-Baidlawi”
Menurut hasil penelitian disertasi yang dilakukan oleh Riddell, ada sekitar 10 salinan manuskrip kitab Tarjuman yang tersimpan di Perpustakaan Nasional (PNRI) di Jakarta. Dalam edisi cetakannya, Riddell juga telah mendaftarkan setidaknya lima edisi cetakan kitab Tarjuman sebagai berikut:
- Turjuman al-Mustafid, 2 jilid., Maktabah Utsmaniyyah, Istanbul 1884 M.
- Turjuman al-Mustafid, edisi ke- 4 (Kairo) cetak ulang oleh Sulayman Maraghi, Singapore 1951 M.
- Tafsir Baidhawi, edisi ke-4, (Kairo) setak ulang oleh Pustaka Nasional, Singapore 1951 M.
- Turjuman al-Mustafid, edisi ke-4, cetak ulang oleh Dar Fikr, Jakarta 1981 M.
- Tafsir Anwar al-Baidawi, 3 Jilid., Sulayman Press, Penang 1961 M.
Selain kitab Turjuman al-Mustafid dan Mir’at al-Thullab fi Tashil Ma’rifat al-Ahkam, sebagian ahli mengatakan Syeikh Abdurrauf juga menulis 2 kitab hadis, 3 buah kitab fiqih, dan 15 kitab tasawuf.