Ketua biro politik Hamas Ismail Haniyeh mengatakan Kamis (24/6) bahwa kejahatan pembunuhan aktivis Nizar Banat pasca penangkapannya oleh pihak keamanan otoritas Palestina di kota Hebron adalah sebuah permasalahan publik dan nasional Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Haniyeh saat mengucapkan belasungkawa melalui telepon kepada istri Nizar Banat sebagaimana rilis yang disampaikan Hamas.
Haniyeh menambahkan: “kejahatan ini adalah sebuah pelanggaran terhadap semua warga negara yang merdeka di Palestina. Pelanggaran terhadap setiap orang yang memerangi korupsi dan mendukung perlawanan (bersenjata melawan zionisme). Mereka yang membunuh seseorang dengan cara-cara seperti ini sejatinya tidak memiliki sikap nasionalisme.”
Haniyeh juga menegaskan bahwa Hamas berdiri penuh dibelakang keluarga korban dan berjanji untuk terus mengikuti perkembangan kasus ini hingga semua pihak yang terlibat terhadap penumpahan darah ini mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
Pembunuhan terhadap Nizar Banat telah memicu protes di Palestina. Para pengunjuk rasa turun ke jalan di Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (24/6). Di Ramallah, pusat administrasi Otoritas Palestina (PA), ribuan demonstran meneriakkan: “Dengan jiwa, dengan darah, kami membela Nizar.” Demonstran juga meneriakkan penentangan kepada Otoritas Palestina yang dituduhnya banyak bekerjasama dengan Israel. Kematian pengkritik terkemuka terhadap Otoritas Palestina (PA) tersebut juga telah memicu kemarahan terhadap Presiden Mahmoud Abbas. Banyak slogan lain yang ditujukan langsung ke PA dan Presiden Mahmoud Abbas, dengan nyanyian termasuk: “Rakyat menginginkan kejatuhan rezim”, dan “Tinggalkan, tinggalkan Abbas.”
Nizar Banat ditangkap oleh setidaknya 25 petugas yang menggerebek rumahnya di kota Dura di provinsi Hebron, Tepi Barat selatan, pada pukul 3.30 pagi pada Kamis (24/6). Dia dinyatakan meninggal tak lama kemudian. Banat terkenal karena kritiknya terhadap kepemimpinan PA dan telah ditangkap beberapa kali di masa lalu oleh pasukan keamanan Palestina.
Sepupu Banat, Hussein Banat, mengatakan kepada AFP sekitar 25 pria bersenjata telah masuk ke rumah aktivis itu saat dia sedang tidur dan menggunakan semprotan merica untuk menenangkannya.
“Sebuah kekuatan besar masuk dan secara agresif melepas semua pakaiannya kemudian memukulinya selama delapan menit berturut-turut,” ungkapnya.
Banat dikenal karena videonya yang diposting di Facebook, di mana dia mengecam dugaan korupsi di PA. Dia juga seorang kandidat dalam daftar pemilih Kebebasan dan Martabat untuk pemilihan parlemen Otoritas Palestina, yang semula dijadwalkan pada 22 Mei, tetapi ditunda oleh PA.
Anadolu Agency – AFP