Raisedon Zenenga, utusan PBB untuk perundingan Libya mengumumkan bahwa Forum Dialog Politik Libya (LPDF) di Jenewa Swiss yang bertujuan mengatasi perpecahan sebelum melanjutkan ke pemilihan umum di negara Afrika Utara itu berakhir dengan gagal.
Delegasi Libya bertemu di Jenewa selama empat hari sejak akhir Juni lalu untuk merundingkan upaya membangun perlindungan konstitusional yang dapat diterima semua pihak menjelang pemilihan presiden dan parlemen yang dijadwalkan 24 Desember mendatang.
Sementara itu Presiden Mesir Abdel Fattah As-Sisi meresmikan “Pangkalan Militer Angkatan Laut 3 Juli” di wilayah Mediterania, Jarjoub yang berdekatan dengan perbatasan Libya. Peresmian itu turut dihadiri oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) dan kepala dewan kepresidenan Libya Mohamed El-Menfi. Juga hadir utusan dari Bahrain dan Qatar yang baru saja melakukan normalisasi dengan Kairo.
Sebelumnya, Juni 2020, Mesir yang mendukung Jenderal Khalifa Haftar mengerahkan pasukan tempur angkatan bersenjatanya memasuki wilayah perbatasan Libya. Pasukan yang dikerahkan Mesir dalam jumlah yang sangat besar itu dikritik karena ikut campur dalam konflik Libya.
Peresmian pangkalan militer angkatan laut Mesir di wilayah Mediterania yang berdekatan dengan perbatasan Libya dianggap sebagai upaya Mesir untuk memperkuat pengaruhnya di laut Mediterania dimana sebelumnya Turki dan Pemerintahan Libya di Tripoli yang diakui oleh dunia internasional menandatangani perjanjian tentang batas maritim di Laut Mediterania Timur yang kaya gas. Hal ini memperburuk konflik antara Turki dan Mesir serta Yunani atas kuasa energi di wilayah tersebut.
Kegagalan dialog politik Libya itu juga semakin membuat rakyat Libya pesimis dengan penyelesaian konflik secara damai. Rakyat Libya berharap pemerintah persatuan yang baru akan mengakhiri perang saudara bertahun-tahun di negara itu sejak penggulingan dan pembunuhan Muammar al-Qaddafi pada 2011.
Anadolu Agency – Skynewsarabia