Para saksi menggambarkan adegan kacau para sukarelawan yang mati-matian berusaha membuka pintu depan yang digembok, alat pemadam kebakaran yang tidak berfungsi, dan truk pemadam kebakaran kehabisan air saat bangsal terbakar.
Api yang menyebar dengan cepat membakar bangsal isolasi baru di Rumah Sakit Pendidikan Imam Hussein di kota Nasiriya pada Senin malam hingga Selasa pagi.
Ahmed Sachet al-Ghizzi, 21, mengatakan dia berada di sebuah jembatan dekat rumah sakit tersebut pada Senin malam ketika dia melihat asap dan api.
Dia memacu sepeda motornya ke RS tersebut dan mencoba membuka pintu depan bangsal agar orang bisa melarikan diri, tetapi ternyata terkunci.
Dia mengatakan dia dan sukarelawan lainnya, banyak dari mereka pemuda yang merupakan bagian dari gerakan protes anti-pemerintah yang aktif di Nasiriya, berlari ke pintu belakang tetapi tidak bisa masuk karena api dan asap.
“Sebagian besar pasien bernapas melalui ventilator dan tidak bisa bergerak,” kata Dr. Aws Adel, pejabat kesehatan provinsi Dhi Qar. “Sebagian besar staf rumah sakit berhasil melarikan diri.”
Kurangnya tindakan pencegahan di rumah sakit, kecepatan penyebaran api, dan lemahnya kemampuan untuk melawannya mencerminkan sebuah negara dalam krisis yang mendalam setelah bertahun-tahun korupsi dan salah urus pemerintah telah membuat layanan dasar pemerintah hampir tidak berfungsi.
Kebakaran tersebut terjadi di Rumah Sakit Khusus Covid-19 bernama RS Al Hussain di Kota Nassiriya, yang berada di Provinsi Dhi Qar, selatan Irak. Pada awal kejadian, kebakaran tersebut menewaskan sedikitnya 50 orang dan melukai puluhan lainnya. Semua orang yang meninggal menderita luka bakar parah.
Penyebab kebakaran baru diketahui kemudian yaitu adanya tangki oksigen yang meledak, yang dipicu konsleting listrik di bangsal tersebut. Ammar al-Zamili, juru bicara departemen kesehatan Dhi Qar, mengatakan kepada media lokal setidaknya ada 63 pasien di dalam bangsal ketika kebakaran terjadi.
Mayor Jenderal Khalid Bohan, Kepala Kantor Pertahanan Sipil Irak, mengatakan dalam komentarnya kepada pers bahwa bangunan itu dibangun dari bahan yang mudah terbakar dan rawan kebakaran.
Insiden itu mengungkap kelalaian dan salah urus sistemik di rumah sakit Irak. Dokter telah mencela aturan keselamatan yang longgar, terutama di sekitar tabung oksigen.
Irak berada di tengah gelombang Covid-19 yang parah. Tingkat virus corona harian memuncak pekan lalu pada 9.000 kasus baru.
Kejadian ini adalah kedua kalinya kebakaran besar menewaskan pasien virus corona di sebuah rumah sakit Irak tahun ini. Setidaknya 82 orang tewas di rumah sakit Ibn al-Khateeb di Baghdad pada bulan April 2021 ketika sebuah tangki oksigen meledak, memicu kobaran api.
Sumber: Evening Standard, Al Arabiya News, Global News, Canadian Press dan sumber lain