Para pejuang Palestina di Jalur Gaza menegaskan kepada penjajah israel, ketika tidak ada kepastian pencabutan blokade dan tidak diizinkannya rekonstruki terhadap Jalur Gaza, akan menyebabkan meningkatnya eskalasi perlawanan di lapangan. Kezaliman yang dilakukan penjajah ini bagi warga Gaza tak ubahnya kelanjutan agresi dari perang sebelumnya yang berlangsung di bulan Mei kemarin.
Ditambah lagi kondisi blokade yang semakin menghimpit, dan tidak adanya inisiatif baik dari penjajah untuk mengakhir blokade, serta masih dibekukannya bantuan dari Qatar, semua ini menurut sumber pihak pejuang Palestina, memiliki konsekuensi meningkatnya perlawanan ke arah penjajah.
Faksi-faksi pejuang Palestina saat ini sedang bermusyawarah, terkait peluang apa yang bisa dimanfaatkan untuk menekan penjajah israel, termasuk di dalamnya dengan melakukan eskalasi perlawanan yang lebih masif lagi.
Komunikasi juga mereka lakukan dengan pihak-pihak yang selama ini menjadi mediator dengan penjajah terutama Qatar dan Mesir. Pesan yang disampaikan ke kedua negara tersebut adalah terkait penundaan rekonstruksi dan ditutupnya penyeberangan di Jalur Gaza. Kondisi ini akan mendorong meletusnya perlawanan yang lebih besar.
Pihak perlawanan di Jalur Gaza melihat, dilarang masuknya bahan-bahan dasar bangunan untuk kebutuhan rekonstruksi tak ubahnya sebuah “agresi” dari israel, sehingga hakekatanya serangan itu masih berlanjut ke Jalur Gaza.
Jangan salahkan perlawanan semakin meningkat, karena penjajah israel dalam kondisi ini sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap perlakuannya ke Jalur Gaza dikarenakan masih berlakukan blokade serta melarang rekonstruksi.
Jalur Gaza saat ini dihuni lebih dari dua juta orang Palestina, mereka mengalami krisis kemanusiaan dan ekonomi yang semakin terpuruk, semua ini disebabkan blokade yang berkepanjangan. Dampaknya angka kemiskinan dan pengangguran semakin bertambah, termasuk pemadaman listrik yang terus berlanjut sehingga membuat kehidupan penduduk Gaza semakin sulit.
Sumber: Arabi21.com