Ketua Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan bahwa semua upaya untuk memperburuk citra kelompok perlawanan Palestina, memecah belah nurani dunia Arab dan Islam terkait isu Palestina dan miliaran dana yang dihabiskan telah gagal dihadapan pertempuran “Saif Al-Quds”.
Haniyeh juga mengatakan bahwa pertempuran “Saif Al-Quds” merupakan titik balik penting dalam perjalanan konflik dengan zionisme.
Ketua Biro Politik Hamas itu tampil berpidato dalam sebuah rekaman video yang disiarkan selama konferensi bertema “Pertempuran Saif Al-Quds Adalah Pintu Pembebasan” yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ulama Palestina di Kota Gaza, bertepatan dengan 52 tahun peringatan pembakaran Masjid Al-Aqsa.
Pada 21 Agustus 1969, orang-orang Yahudi membakar seluruh isi sayap timur Masjid Qibli di sisi selatan masjidil Aqsa, termasuk mimbar bersejarahnya yang dikenal dengan mimbar Shalahuddin.
Disela-sela konferensi, Haniyeh mengatakan bahwa pertempuran Saif Al-Quds telah membawa semua orang ke tahap yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah konflik dengan musuh. Ia menambahkan bahwa pertempuran tersebut membuktikan bahwa Yerusalem adalah pusat konflik dengan musuh.
Menurut Haniyeh, “Yerusalem dan perlawanan (bersenjata) adalah jalan menuju persatuan, dan kita telah melihat bagaimana rakyat Palestina telah bersatu terkait isu Al-Quds dan perlawanan.”
Senada dengan itu, Haniyeh juga mengatakan “bahwa perlawanan merupakan pilihan strategis untuk pembebasan Palestina, karena tidak ada negosiasi, tawar-menawar, atau pengakuan atas pendudukan. Jalan (diplomasi) ini yang telah berlangsung selama bertahun-tahun hanya menghasilkan ketersesatan politik, menjamurnya proyek pemukiman baru Yahudi, aneksasi, dan membunuh semangat perlawanan di Tepi Barat, serta melemahkan hak kembali (ke tanah Palestina) serta kerjasama keamanan dengan penjajah.”
Bennett Ancam Balas Setiap Upaya Menyentuh Tentara Israel.
Sementara itu, perdana menteri Israel Naftali Bennett mengancam akan memburu dan takkan membiarkan siapapun yang menyentuh tentara dan prajurit Israel. Hal itu disampaikan Bennett pasca serangan jet tempur Israel ke Gaza.
Pesawat Israel menyerang bangunan Hamas di Gaza pada Sabtu (21/8) malam. Serangan ini terjadi dalam eskalasi konflik lintas perbatasan yang melukai seorang tentara Israel dan 41 warga Palestina. Dua di antaranya kritis.
Sumber: Almayadeen, Anadolu Agency, Arabi21.