Gerakan An-Nadhah Tunisia dalam pers rilisnya mengumumkan, tidak ada solusi lain untuk mengatasi krisis saat ini melainkan dengan jalan dialog nasional. Gerakan yang juga partai politik ini menyerukan, agar presiden Tunisia mencabut “langkah-langkah luar biasa” yang diambil selama ini.
Pernyataan ini resmi ini dikeluarkan oleh An-Nahdhah, sebagai partai mayoritas di parlemen dengan 53 kursi dari 217 kursi yang ada, dan ditandatangani langsung oleh pimpinanan partai tersebut, Rashid Ghannouchi. Seperti yang dilansir laman situs aa.com, Kamis (16/9/2021).
Sejak tanggal 25 Juli 2021 lalu, presiden Kais Saied memutuskan untuk mengambil “langkah luar biasa” diantaranya dengan membekukan kerja parlemen, mencabut kekebalan anggota parlemen serta memberhentikan Perdana Menteri Hisham Al-Mashishi.
An-Nahdhah menilai tidak ada solusi untuk keluar dari krisis yang komplek ini kecuali dengan melakukan dialog nasional secara komprehensif, melakukan rekonsiliasi secara menyeluruh, membuka cakrawala politik dan mengembalikan kekuasaan kepada rakyat.
Kemudian ditegaskan pula, pentingnya saat ini segera mengakhiri “langkah-langkah luar biasa” dan mencabut pembekuan parlemen, lalu mengangkat orang yang dapat bertanggungjawab dalam membentuk pemerintahan yang sah, yang memiliki kemampuan mengatasi kondisi ekonomi dan sosial yang saat ini semakin sulit.
Terkait rencana presiden Kais Saied yang akan mengamandemen Undang-undang, An-Nahdhoh menilai UU 2014 sudah final karena dilakukan secara konsensus, sudah mendapat persetujuan dari wakil rakyat yang merupakan representatif dari rakyat itu sendiri dan UU itu adalah buah dari dialog nasional yang menjadikan Tunisia terhormat.
Terkait adanya penutupan perbatasan dengan negara tetangga Libya sejak 8 Juli lalu dengan alasan mencegah penyebaran virus covid-19, An-Nahdoh meminta agar perbatasan segera dibuka kembali, karena Libya dan Tunisia secara sejarah adalah saudara dan memiliki hubungan yang strategis.
Sumber: Anadholu Agency