Fenomena sejumlah orang Mesir yang melakukan bunuh diri dan percobaan bunuh diri selama beberapa hari terakhir telah mendorong Al-Azhar meluncurkan kampanye “Jangan putus asa, jangan bunuh diri” ditengah pembicaraan tentang meningkatnya eskalasi bunuh diri selama beberapa tahun terakhir di Mesir yang sampai pada tingkat mengkhawatirkan.
Dalam kampanyenya Al-Azhar menyatakan: “Anda berharga bagi kami dan kami semua mencintaimu. Jangan putus asa dan jangan pernah kehilangan harapan. Namun, hadapilah hidup dengan keyakinan pada kemurahan Allah, dengan kekuatan dan keteguhan, hadapilah tantangan dan rintangannya. Akan datang suatu hari ketika Anda akan mengingat hari-hari sulit itu setelah Tuhan membimbing Anda melewatinya, dan semua itu hanya akan menjadi kenangan. Bersabarlah dan cobalah!”.
Al-Azhar World Center for Electronic Fatwa mengatakan bahwa “ kesulitan dan bencana adalah sunnatullah yang tak terhindarkan disetiap zaman yang tak seorangpun dari dari hamba-hamba Tuhan yang mampu menghindar darinya. Namun, kadang-kadang sunnatullah itu berupa kebaikan, dan dengan keburukan di lain waktu, dengan memberi di satu waktu, dan dengan kekurangan di lain waktu. Meskipun penderitaan membawa keburukan dari satu sisi, tetapi ia juga membawa kebaikan dalam banyak cara. Karena sejatinya tidak ada kejahatan murni. Mereka yang memiliki pemahaman dan wawasan luas tentu dapat menghitung aspek-aspek kebaikan dalam setiap cobaan.”
Al-Azhar juga meminta bahwa “siapapun yang memiliki pertanyaan atau menginginkan penjelasan atau membutuhkan seseorang untuk mendengarkannya, ingin berkonsultasi dan nasihat yang jujur, serta dukungan psikologis dan moral, ia dipersilakan berkomunikasi dengan Markaz Al-Azhar World Electronic Fatwa Center. Al-Azhar menerima panggilan telepon dan juga menerima kunjungan, Al-Azhar mengadakan wawancara untuk kaum muda dengan anggota Markaz di Unit Informasi Pusat Internasional Al-Azhar untuk Fatwa Elektronik Masyeikh Al-Azhar Al-Sharif.
Lembaga-lembaga hak asasi manusia mengungkapkan bahwa tingkat bunuh diri di Mesir telah meningkat mencapai antara 30-35 kasus per bulan.
Lembaga-lembaga tersebut menambahkan, bahwa angka-angka tersebut terkadang meningkat pada beberapa momentum, terutama saat ujian nasional. Sementara itu total kasus bunuh diri telah mencapai hampir 200 kasus sejak awal tahun.
Provinsi Kairo Raya, khususnya kota Kairo dan Giza memiliki tingkat bunuh diri tertinggi, diikuti oleh provinsi- provinsi Delta dan kemudian provinsi-provinsi Mesir Hulu. Rata-rata,para pemuda dan masyarakat berusia 30an adalah yang memiliki tingkat bunuh diri tertinggi.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia menyampaikan bahwa Mesir adalah salah satu negara Arab terbesar di mana kasus bunuh diri terus meningkat karena situasi ekonomi dan sosial yang buruk hingga menyebabkan frustrasi dikalangan banyak anak muda. Ditambah perselisihan rumah tangga dan keluarga yang rata-rata disebabkan oleh faktor ekonomi yang buruk.
Sumber: Arabi21 dan Al-Quds Al-Arabi.