Kantor berita Rusia “TASS” melaporkan bahwa Khalifa Haftar akan segera mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden mendatang setelah menangguhkan tugasnya sebagai komandan “Tentara Nasional Libya”.
Hari ini, Kamis (23/09/21) kantor berita Rusia tersebut mengutip dari sebuah sumber militer yang mengatakan bahwa: “Marsekal Khalifa Haftar akan segera mengumumkan dalam beberapa hari ke depan rencananya untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Libya dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan berlangsung pada 24 Desember.”
Rencana pencalonan Haftar sebagai presiden ini terjadi sehari setelah Haftar secara resmi menangguhkan tugas militernya dan menugaskan Kepala Staf Umum, Letnan Jenderal Abdul Razzaq Al-Nadori sebagai Panglima “Tentara Nasional Libya” untuk jangka waktu tiga bulan.
Sebelumnya, pada hari Selasa (21/09/21) juru bicara Dewan Perwakilan Rakyat Libya, Abdullah Blihaq, menyampaikan bahwa parlemen Libya mengumumkan mosi tidak percaya terhadap Government of National Unity atau pemerintah persatuan nasional dengan 89 suara, dari 113 perwakilan yang menghadiri sesi tersebut. Mosi tidak percaya ini terjadi ketika negara itu sedang bersiap untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan berlangsung pada akhir tahun ini.
Menanggapi mosi tidak percaya dari parlemen itu, Perdana Menteri Pemerintah Persatuan Nasional Libya, Abdel Hamid al-Dabaiba, meminta rakyat Libya untuk mengungkapkan pendapat mereka tanpa rasa takut.
“Negara kita layak untuk melihat sisi terang yang kalian wakili, jadi keluarlah dan ungkapkan pendapat kalian tanpa takut dan takutlah hanya kepada Tuhan” Ujar Abdel Hamid Al-Dabaiba kepada para pendukungnya dalam perayaan penutupan kejuaraan sepak bola internasional lima lawan lima, di kota Al-Zawiya.
Ketua DPR Libya, Aqila Saleh kemudian mengkritik sikap Perdana Menteri Abdel Hamid Al-Dabaiba, yang dianggapnya “menghasut massa” terhadap keputusan DPR untuk menarik kepercayaan dari pemerintahannya.
Liga Arab mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Sekretaris Jenderalnya, Ahmed Aboul Gheit, menyatakan keprihatinannya setelah parlemen Libya menarik kepercayaan dari pemerintah persatuan nasional.
Aboul Gheit mengatakan: “Ada banyak perkembangan, beberapa di antaranya ke arah pelaksanaan apa yang telah kita sepakati, sementara yang lain masih jauh dari itu. Namun perkembangan terakhir DPR yang menarik kepercayaan dari pemerintah mengkhawatirkan”.
Sebelumnya, Saif al-Islam Muammar Gaddafi, juga telah resmi memutuskan untuk mencalonkan diri untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 24 Desember. Pencalonan Saif Al-Islam yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional itu ditentang oleh AS.
Sumber: RT Today, DW Arabic dll.