Mengesakan (mentauhidkan) Allah
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas, 112: 1 – 4)
Memegang Teguh agama-Nya (Islam)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (٢٠٨)
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah, 2: 208)
Beribadah Hanya kepada Allah
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah, 1: 4)
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan juga agar mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian[ itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah, 98: 5)
Ibadah kepada Allah, meliputi antara lain:
- Shalat fardhu, yakni lima kali sehari semalam dan shalat jum’at.
- Shalat sunnat, seperti: rawatib, tahajud, tarawih, witir, syukrul wudhu, dhuha, tahiyatul masjid, hari raya, gerhana, istisqa, istikharah, dan lain-lain.
- Puasa fardhu, yakni: Ramadhan, nadzar, qadha, dan kifarat.
- Puasa sunnat, yakni: Senin-Kamis, Shaum Daud, 6 hari bulan Syawal, ayyamul bidh, Arafah, Asyura, dan lain-lain.
- Berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan ibadah haji, umrah, thawaf, dan lain-lain.
- Banyak berdo’a, berdzikir, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, istighfar, dan lain-lain.
Bertaqwa kepada Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran, 3: 102)
Berdo’a hanya kepada-Nya
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (٦٠)
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min, 40: 60)
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلا تَجْهَرْ بِصَلاتِكَ وَلا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا (١١٠)
Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asma’ul Husna) dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam shalat dan jangan (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah di antara kedua itu.” (QS. Al-Isra, 17: 110)
أَيُّهَا النَّاسُ فَاسْأَلُوهُ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ لِعَبْدٍ دَعَاهُ عَنْ ظَهْرِ قَلْبٍ غَافِلٍ
“Wahai manusia, jika kalian memohon kepada Allah ‘azza wajalla maka mohonlah kepada-Nya dengan keyakinan bahwa permohonan itu bakal diijabahi karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidak akan mengabulkan do’a seorang hamba yang dipanjatkan dari hati yang lalai.” (HR. Ahmad)
(Bersambung)