Pihak Mesir memastikan telah tercapai kesepakatan keamanan dengan zionis israel dalam memperkuat pasukan di wilayah Rafah yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza Palestina. Kesepakatan ini mengubah kesepakatan Camp David pada tanggal 26 Maret 1979, yang membatasi ruang gerak militer Mesir di Semenanjung Sinai, termasuk di dalamnya wilayah Rafah.
Kesepakatan yang menjadi cikal bakal normalisasi Kairo-Tel Aviv itu melarang Mesir menambah dan memperkuat pasukannya dengan senjata berat. Namun usai pertemuan yang dilakukan As-Sisi dan PM. Zionis Israel Nafteli Bennett di Syarmu Syekh pada awal September lalu, kesepakatan Camp David dikaji ulang sehingga mengizinkan Mesir memperkuat pasukannya di perbatasan. Senin (8/11).
Umar Adil, Kepala Biro Politik di Dewan Revolusi Mesir dari kubu Oposisi mengatakan, sebelumnya, penjajah israel membatasi ruang gerak tentara Mesir di Sinai dengan pertimbangan ada aksi-aksi dari rakyat Mesir yang mengancam kepentingan israel, termasuk para turis israel. Namun kondisi saat ini sepertinya berbeda, izin israel dinilai sebagai bukti bahwa pemerintah zionis israel saat ini nyaman dengan rezim kudeta As-Sisi di Mesir.
Adil kemudian menjelaskan, mesranya militer Mesir dengan penjajah israel melalui kesepakatan ini tak ubahnya pengumuman akan pengkhianatan rezim Mesir saat ini terhadap permasalah bersama umat yaitu Palestina.
Apa dibalik izin penajajh israel ini? Diantaranya adalah zionis menginginkan Mesir menjadi pelindungnya dari wilayah selatan, khususnya dari gangguan kelompok bersenjata yang bertebaran di Semenanjung Sinai. Disamping itu untuk menghambat penyelundupan yang dilakukan untuk kepentingan para pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Sumber: arabi21.com