Syekh Al-Azhar, Ahmad Thoyyib mengkritik keras kampanye Agama Ibrahimisme yang gencar dikampanyekan Uni Emirat Arab dalam beberapa waktu terakhir. Untuk merealisasiskan hal ini, UEA membangun Rumah Keluarga Ibrahim yang menjadikan tempat ibadah ketiga agama samawi dalam satu atap. Lokasi pembangunannya di pulau Saadiyat Abu Dhabi yang akan dilaunching pada tahun 2022 mendatang.
Menurut Syekh Thoyyib, menyatukan tiga agama samawi menjadi satu keyakinan adalah mustahil, karena perbedaan adalah fitrah yang telah Allah gariskan. Sebagaimana perbedaan kulit, warna, fikiran, bahasa termasuk di dalamnya perbedaan dalam hal keyakinan.
Imam Besar Al-Azhar ini kemudian menegaskan, kalaupun tujuannya adalah toleransi, saling menghormati satu-sama lain, menyatukan agar tidak ada lagi perseteruan, maka hal paling prinsip dari toleransi itu sendiri adalah kebebasan dalam memilih keyakinan, kebebasan mengimani dan kebebasan dalam memilih.
Ide menggabungkan tiga agama samawi ini menuai banyak kritik dari para pakar, baik ulama maupun kalangan agamawan Kristen, karena Agama Ibrahimisme dinilai rancu dan lebih menggiring kepada pemahaman agama Yahudi sebagai agama nenek moyang. Kemustahilan menyatukan tiga agama samawi ini bisa dilihat dari keyakinan masing-masing agama dalam melihat sosok nabi Muhammad Saw. Baik Yahudi dan Kristen tidak mengakui nabi Muhammad Saw. sebagai penutup para nabi dan Rasul. Dan yahudi pun tidak mengakui Isa sebagai nabi. Dari sini sudah nampak perbadaan keyakinan dalam hal ini memang mustahil disatukan, jadi upaya UEA ini justru melawan fitrah.
Rumah Agama Ibrahim yang dibangun UEA disimpulkan oleh para pengamat sebagai alat untuk mendukung normalisasi dengan penjajah israel, dengan mempolitisasi istilah Agama Ibrahimisme, dengan mengatasnamakan toleransi. Cara ini dinilai bertujuan meleburkan pemahaman dalam ideologi khususnya agama Islam dalam melihat normalisasi sebagai sebuah pengkhianatan, karena bertolak belakang dengan pesan dari Al-Quran dan As-Sunnah yang mengusung pembebasan terhadap masjid suci Al-Aqsha agar kembali ke pangkuan umat Islam.
Sumber: arabi21.com