Rusia mengumumkan pengusiran dua diplomat Jerman “sebagai tindakan timbal balik”, dalam krisis politik yang meningkat antara kedua negara terkait konflik Ukraina.
Menurut kantor berita Interfax Rusia, “Moskow telah memanggil duta besar Jerman dan mengusir dua diplomat Jerman sebagai tanggapan atas pengusiran dua diplomatnya di Berlin.”
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Jerman menggambarkan pengusiran dua diplomatnya yang bekerja untuk kedutaan besar Jerman di Moskow sebagai tindakan yang tak dapat dibenarkan. Kementerian Luar Negeri Jerman mengingatkan bahwa keputusan tersebut akan semakin memperumit hubungan antara Moskow dan Berlin.
Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan bahwa “langkah yang diambil oleh Rusia sebenarnya tidak mengejutkan, tetapi dari sudut pandang pemerintah federal, hal itu sama sekali tidak berdasar.” Kemlu Jerman menambahkan, “Ini akan semakin memperumit hubungan antara Moskow dan Berlin.”
Sebelumnya, Rabu 15/12/21 Jerman mengusir dua diplomat Rusia setelah pengadilan Berlin menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang pria Rusia yang menembak mati seorang dari etnis Chechnya di sebuah taman Berlin pada 2019 atas perintah dari Moskow.
Kemlu menjelaskan bahwa “keputusan untuk mengusir dua diplomat Rusia adalah sebagai tindak lanjut atas putusan pengadilan Jerman yang mengatakan bahwa (pembunuhan mantan komandan lapangan Chechnya Zelimkhan Khangoshvili di Berlin pada 2019), dilakukan berdasarkan dekrit yang dikeluarkan oleh negara Rusia.” seperti yang dia katakan.
Pada hari Minggu 19/12/21, sebelum keberangkatannya ke Lithuania, Menteri Pertahanan Jerman yang baru, Christine Lambrecht, menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia, karena penempatan puluhan ribu tentaranya di dekat perbatasannya dengan Ukraina.”
Sekitar 550 tentara Jerman dikerahkan di pangkalan militer Rukla di Lituania dimana Jerman memimpin batalion multinasional di sana.
Lambrecht mencatat bahwa Rusia tidak dapat memaksakan pandangannya pada NATO tentang keamanan regional. Dia berkata: “Kita harus menyelesaikan situasi tegang. Kita harus berbicara satu sama lain, yang berarti membahas proposal yang diajukan oleh Rusia.. Tetapi Rusia tidak dapat memaksakan pandangannya pada mitra NATO.”
Hubungan antara Kiev dan Moskow telah mengalami peningkatan ketegangan selama hampir 7 tahun, karena aneksasi ilegal Rusia atas Krimea Ukraina dan dukungannya untuk separatis yang setia kepadanya di “Donbass”.
Baru-baru ini, negara-negara Barat menuduh Rusia mengerahkan pasukannya di dekat perbatasan Ukraina. Washington telah mengancam akan menjatuhkan sanksi pada Rusia jika meluncurkan serangan ke Ukraina.
Sumber: Arabi21.