Sejumlah media Israel mengabarkan pada hari Jum’at (28/01/22) bahwa pemerintahan negara zionis tersebut menolak permintaan Uni Emirat Arab untuk menjual sistem pertahanan udaranya.
Menurut media Israel Ha Yom dan Maariv, mengutip sejumlah pakar, mereka mengatakan bahwa pemerintah Israel telah menolak menjual sistem pertahanan udara David’s Sling ke Emirat.
Sistem pertahanan udara David’s Sling adalah sistem pertahanan udara Israel yang telah diperbaharui pada tahun 2015. Sistem ini dirancang untuk melawan rudal jarak menengah dan peluru kendali jelajah.
Mengutip pakar militer Alon Ben David, media Maariv mengabarkan bahwa “Tel Aviv memandang bahwa Israel tak harus menjual sistem pertahanan udaranya ke negara-negara Arab yang baru-baru ini melakukan normalisasi dengan Israel.”
Surat kabar Israel Ha Yom juga mengabarkan, mengutip jurnalis dan pakar Yahudi Yoav Limor bahwa “Penolakan penjualan tersebut terjadi karena alasan keamanan. Sebab publik Israel masih takut bocornya informasi khusus terkait sistem pertahanan udara tersebut ke negara-negara lain jika dealnya penjualan tersebut ke Emirat.”
Seandainya penjualan itu deal, Israel setidaknya akan memperoleh dana segar sekitar 3,5 juta USD. Menurut laporan media-media tersebut, Emirat telah menyerah untuk mendapatkan sistem pertahanan itu dan beralih ke Korea Selatan dan membeli sistem pertahanan udara yang dirancang dengan teknologi Rusia.
Penolakan tersebut diyakini tidak akan mempengaruhi hubungan bilateral Israel-Emirat. Bahkan menurut jadwal, Presiden Israel Isaac Herzog akan mengunjungi Abu Dhabi Ahad besok setelah sebelumnya Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett dan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid telah mengunjungi Abu Dhabi.
Perkembangan ini terjadi ditengah sulitnya UEA menyelesaikan kesepakatan pembelian jet tempur F-35 AS, dimana Abu Dhabi mengeluhkan kengototan Amerika dibawah pemerintahan Presiden Joe Biden, yang menghalangi tercapainya penyelesaian kesepakatan.
Perkembangan ini juga bersamaan dengan mulainya milisi Houtsi menargetkan Abu Dhabi. Sebelumnya Houthi menyerang beberapa lokasi di Abu Dhabi, UEA, termasuk menargetkan fasilitas penampungan minyak ADNOC serta proyek perluasan bandara internasional. Serangan ke fasilitas minyak mengenai tiga truk tangki BBM, memicu ledakan dan kebakaran yang menewaskan tiga warga asing. Namun, dalam serangan terbaru, Uni Emirat Arab (UEA), berhasil mencegat dan menghancurkan dua rudal balistik Houthi pada hari Senin (24/1/2022).
Sumber: Arabi21.