Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, mengumumkan pada hari Minggu bahwa isu kembalinya Suriah ke Liga Arab tidak dibahas selama sidang konsultasi tingkat menteri Arab di Kuwait.
Menanggapi pertanyaan mengenai kembalinya kursi Suriah ke Liga Arab, saat konferensi pers pasca pertemuan antar menteri, sekjen liga Arab Ahmed Aboul Gheit menjawab bahwa “masalah ini tidak dibahas dalam pertemuan hari ini sama sekali. Diskusi tentang krisis Suriah akan dibahas dalam kerangka membahas isu-isu lain, baik di Yaman, Libya atau Suriah.” Demikian menurut Kantor Berita resmi Kuwait.
Dia melanjutkan: “Masalah kembalinya negara manapun untuk berpartisipasi dalam Liga Arab diawali oleh musyawarah, usulan, proposal untuk rancangan resolusi, serta pertimbangan apa yang diperlukan dari pihak Suriah, dan ini belum terealisasi.”
Pada November lalu, Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune mengharapkan bahwa “Suriah seharusnya hadir (di KTT) ketika kita menyelenggarakan KTT Arab, kita ingin KTT yang bisa mengayomi semua dan landasannya adalah mencakup semua dunia Arab yang tercabik-cabik.”
Sejak Juli lalu, beberapa negara-negara Arab telah berinsiatif melakukan normalisasi dengan rezim Suriah, terutama Yordania, UEA dan Mesir, yang terlihat dari adanya pertemuan bersama, kesepakatan dan kesepahaman ekonomi.
Aboul Gheit menambahkan bahwa Aljazair telah menetapkan tanggal untuk KTT Arab (yang tidak dia umumkan).
Dia tidak mengungkapkan rincian tentang KTT, hanya mengatakan bahwa media Arab atau Aljazair dapat mengkonfirmasi masalah tersebut ke Aljazair.
Pada 22 Januari, Menteri Luar Negeri Aljazair, Ramtane Lamamra, mengatakan bahwa isu yang beredar tentang penundaan KTT, yang seharusnya diadakan pada Maret setiap tahun, hanyalah “kekeliruan”, karena tanggalnya belum ditentukan.
Sementara itu, menteri Luar Negeri Kuwait, Ahmed Nasser Al-Mohammed Al-Sabah, mengatakan saat konferensi pers bahwa pertemuan di Kuwait ditanggapi “positif” oleh semua menteri dan perwakilan negara-negara Arab melalui presentasi yang jujur dan jelas dalam mendiagnosis masalah Arab dan langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat kerja-kerja negara Arab.”
Pada November 2011, Liga Arab memutuskan untuk membekukan keanggotaan Suriah, dikarenakan opsi militer yang dilakukan oleh rezim Bashar al-Assad untuk memadamkan revolusi rakyat melawan pemerintahannya yang menuntut pemindahan kekuasaan.
Sumber: Anadolu Agency.