Kekhalifahan Yazid bin Abdul Malik (101 – 105 H / 720 – 724 M)
Yazid bin Abdul Malik bin Marwan bin Al-Hakam, Abu Khalid Al-Qurasyi Al-Umawi, Amirul Mu’minin. Ibunya bernama Atikah binti Yazid bin Muawiyah.
Dibaiat sebagai khalifah setelah wafatnya Umar bin Abdul Aziz pada bulan Rajab 101 H (Februari 720 M).
Saat Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik (kakak tiri Yazid) menunjuk Umar bin Abdul Aziz sebagai putra mahkota; Yazid ditunjuk pula olehnya sebagai wakil putra mahkota. Lalu saat Umar menjadi Khalifah, ia ditunjuk menjadi putra mahkota.
Sebelum menjadi khalifah, Yazid ditunjuk ayahnya (Khalifah Abdul Malik) sebagai gubernur di Amman.
Ibnu Katsir berkata, “Ketika menjabat sebagai khalifah, ia bertekad untuk meneladani sikap dan perjalanan hidup Umar bin Abdul Aziz. Namun, para penasehatnya yang buruk tidak membiarkan itu terjadi.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 9: 232)
Memberantas Pemberontakan
Berbeda dengan pendahulunya, Yazid lebih memilih sikap keras terhadap khawarij. Gubernur Kufah pada masanya, Abdul Hamid bin Abdurrahman, berupaya memberantas khawarij di bawah pimpinan Syaudzab.
Pada masanya terjadi pula pemberontakan yang dipimpin oleh Yazid bin Muhallab di Irak terhadap Khalifah Yazid bin Abdul Malik. Lalu khalifah mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Maslamah bin Abdul Malik dan berhasil menumpasnya, sekaligus menumpas khawarij.
Peperangan Pada Masa Yazid II
Di kawasan Andalusia
Pada tahun 721 M, As-Samah bin Malik Al-Khaulani memimpin pengepungan Toulouse (wilayah kerajaan Franka), namun 3 bulan berikutnya (9 Juni 721), pasukan Bani Umayyah berhasil dihalau dan menderita kekalahan. As-Samah terluka parah dan akhirnya gugur.
Di kawasan Kaukasus
(Rusia,Georgia, Armenia, Azerbaijan, Ossetia, Chechnya, Ingushetia, Dagestan)
Pada Ramadhan 103 H (Februari/Maret 722 M), 30.000 pasukan bangsa Khazar menyerang Armenia. Pasukan Bani Umayyah di Armenia yang saat itu dipimpin Mi’laq bin Saffar Al-Bahrani mengalami kekalahan telak.
Bangsa Khazar berasal dari kabilah Tatar, Turki kuno yang berdiam di wilayah Kokaz dataran tinggi Georgia (selatan Rusia). Mereka berkonversi dengan Yahudi pada abad 8 SM di bawah pimpinan rajanya Bolan. Tahun 740 M kerajaan mereka runtuh.
Khalifah Yazid mengirim 25.000 pasukan dari Syiria ke Armenia di bawah pimpinan Al-Jarrah bin Abdullah dan berhasil memukul mundur pasukan Khazar serta menguasai Balanjar (ibukota Khazar).
Berikutnya pada 105 H (Februari 724 M) Al-Jarrah memperoleh kemenangan telak dalam pertempuran di wilayah sekitar sungai Cyrus dan Araxes. Peperangan ini menjadikan wilayah kekhalifahan Bani Umayyah meluas mencakup kawasasan Iberia dan negeri-negeri suku Alan.
Pemusnahan Patung dan Lukisan
Dalam rentang 722 – 723 M, Khalifah Yazid bin Abdul Malik mengeluarkan maklumat pemusnahan patung dan lukisan (ikonoklasme), yakni perintah untuk menghancurkan salib dan ikon-ikon Kristen di wilayah kekhalifahan.
Kebijakan ini nampaknya didasarkan pada ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ
‘’Manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiyamat adalah para tukang gambar.’’ (HR.Bukhari 5494, dan Muslim 3944)
Imam At-Thabari berkata: “Yang dimaksud dalam hadits ini yaitu orang-orang yang menggambar sesuatu yang disembah selain Allah, sedangkan dia mengetahui dan sengaja. Orang yang berbuat demikian adalah kufur. Tetapi kalau tidak ada maksud seperti di atas, maka dia tergolong orang yang berdosa sebab menggambar saja.”
Dari Aisyah, beliau berkata, “Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit keras, istrinya menyebutkan sebuah gereja yang dinamai ‘’Maria’’, sedangkan Ummu Salamah dan Ummu Habibah pernah datang ke Negeri Habasyah, lalu ke duanya menceritakan keindahan (gereja itu) dan gambar- gambar di dalamnya, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepalanya sambil berkata;
أُولَئِكِ إِذَا كَانَ فِيهِمْ الرَّجُلُ الصَّالِحُ فَمَاتَ بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا وَصَوَّرُوا فِيهِ تِلْكِ الصُّوَرَ أُولَئِكِ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
‘’Mereka itu jika ada seorang tokoh dari mereka meninggal dunia, mereka membangun tempat ibadah di atas kuburnya, lalu mereka membuat gambarnya, mereka adalah sejelek- jelek manusia di sisi Allah pada hari kiyamat.’’ (HR.Bukhari 416, dan Muslim 822)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ لَنَا سِتْرٌ فِيهِ تِمْثَالُ طَائِرٍ وَكَانَ الدَّاخِلُ إِذَا دَخَلَ اسْتَقْبَلَهُ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَوِّلِي هَذَا فَإِنِّي كُلَّمَا دَخَلْتُ فَرَأَيْتُهُ ذَكَرْتُ الدُّنْيَا قَالَتْ وَكَانَتْ لَنَا قَطِيفَةٌ كُنَّا نَقُولُ عَلَمُهَا حَرِيرٌ فَكُنَّا نَلْبَسُهَا
Dari ‘Aisyah ia berkata; “Kami memiliki tirai bergambar burung yang diletakkan di ruangan rumah bagian depan. Maka setiap orang yang masuk pasti dia akan melihatnya. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabdaku: “Wahai ‘Aisyah, pindahkanlah tirai ini! Sebab saat aku masuk dan melihatnya, aku selalu ingat dengan dunia.” ‘Aisyah berkata, “Kami juga memiliki selembar kain tebal yang gambarnya terbuat dari sutera, dan kami biasa memakainya.“ (HR. Muslim)
Pada 726 M, Kaisar Leo III (penguasa Byzantium) mengeluarkan kebijakan yang serupa dengan kebijakan Khalifah Yazid bin Abdul Malik. Tindakannya itu didasarkan pada Al-Kitab yang menyebutkan dalam kitab Keluaran 20:4, “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit atau yang ada di bumi atau yang ada di dalam air. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya”
Wafatnya Yazid bin Abdul Malik
Khalifah Yazid memiliki budak perempuan yang dijadikan selir bernama Hubabah .Ia sangat dicintai oleh Yazid karena pandai bernyanyi dan bersyair.
Saat Hubabah meninggal, Yazid sangat bersedih, hingga sepekan berikutnya (25 Sya’ban 105 H/27 Januari 724 M) ia pun wafat di Al-Bulaqa’ Damaskus.
Wallahu a’lam.