(132 – 136 H / 750 – 754 M)
As-Saffah (Sang Penumpah Darah)
Abul Abbas Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas. Ibunya bernama Rithah binti Ubaidillah bin Abdullah bin Abdul Madan Al-Harits
Muhammad bin Ali, ayah dari Abul Abbas, awalnya melimpahkan tugas pergerakan politik Abbasiyah kepada putranya Ibrahim. Lalu, menjelang wafatnya Ibrahim melimpahkan tugas tersebut kepada Abul Abbas dan memerintahkannya hijrah ke Kufah bersama paman-paman dan anggota keluarganya.
Abul Abbas dibaiat di Kufah pada hari Kamis, 13 Rabiul Awwal 132 H / 3 Nopember 749 M.
Pusat Pemerintahan As-Saffah
Pada awalnya, pusat pemerintahan As-Safah berada di Kufah; kemudian pindah ke Hirah, dan selanjutnya berpindah ke Anbar, ia membangun kota yang dinamainya Al-Hasyimiyah.
Tokoh-tokoh Bani Abbasiyah tidak mempercayai penduduk Kufah karena mereka pendukung keluarga Abu Thalib.
Situasi dan Kondisi dalam Negeri
Abul Abbas As-Safah menghabiskan sebagaian besar hidupnya untuk menumpas sisa-sisa Bani Umayyah dan pendukungnya. Ia juga melakukan penumpasan pemberontakan yang digerakkan oleh komandan militer yang mendukung Bani Umayyah, terutama di wilayah Syam dan Al-Jazirah.
Di Syam, Abdullah bin Ali menumpas putra-putra khalifah dan pejabat tinggi Bani Umayyah, mereka dikejar, ditangkap dan dibunuh, kecuali bayi yang masih menetek pada ibunya atau mereka yang berhasil melarikan diri ke Andalusia.
Tidak hanya itu, makam-makam Bani Umayyah pun menjadi sasaran. Makam Muawwiyah bin Abu Sufyan, Yazid bin Muawiyah, Abdul Malik bin Marwan dibongkar oleh para aparat Bani Abbasiyah. Saat itu jasad Hisyam bin Abdul Malik (wafat: 125 H / 743 M) ditemukan utuh (kecuali bagian hidungnya), kemudian dipukul dengen cemeti, disalib, dan dibakar (lihat: Bangkit dan Runtuhnya Bani Abbasiyah, Syaikh Muhammad Al-Khudari).
Sulaiman bin Ali membunuh sekelompok orang bani Umayyah yang dihadapkan kepadanya dari Bashrah. Sementara Dawud bin Ali membunuh beberapa orang Bani Hasyim dan Bani Umayyah di Makkah dan Madinah.
Gerakan penumpasan ini menyebabkan Abdurrahman bin Muawwiyah bin Hisyam bin Abdul Malik (Abdurrahman Ad-Dakhil) melarikan diri ke wilayah Barat, hingga berhasil membangun pemerintahan keamiran Bani Umayyah di Andalusia pada tahun 138 H /755 M, 6 tahun setelah keruntuhan Bani Umayyah.
Penumpasan ‘Kawan Seperjuangan’
Perlakuan sadis juga ditujukan kepada para pendukung yang berkontribusi besar dalam perjuangan pergerakan politik Bani Abbasiyah. Abu Salamah Hafsh bin Sulaiman (Wazir Ali Muhammad) dibunuh karena dituduh akan memindahkan kekhalifahan kepada keluarga Ali bin Abi Thalib. Saat itu Abul Abbas As-Safah mengutus Abu Ja’far menemui Abu Muslim Al-Khurasani guna membicarakan rencana pembunuhan. Maka diutuslah seorang eksekutor untuk membunuh Abu Salamah di tengah perjalanan. Lalu disebarkanlah berita bahwa pembunuhnya adalah kalangan khawarij. Abu Muslim kemudian membunuh seluruh pejabat loyalis Abu Salamah di Persia. Nasib yang sama juga menimpa Sulaiman bin Katsir. Ia dibunuh dengan alasan tuduhan yang sama.
Tiga Pemimpin yang Saling Bertikai
Ada 3 pemimpin terkemuka pada masa itu yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang besar, namun mereka saling bertikai antara satu dengan yang lainnya:
- Abu Ja’far Al-Manshur (penguasa Al-Jazirah, Armenia, dan Irak) merasa dengki kepada Abu Muslim Al-Khurasani karena pengaruh dan kekuasaannya yang besar dan ucapannya didengar. Bahkan Abu Ja’far pernah meminta kepada Abul Abbas As-Saffah untuk membunuhnya.
- Abdullah bin Ali (penguasa Syam dan Mesir), mengharapkan kekhalifahan jatuh kepadanya pasca Abul Abbas, dan ia sangat khawatir jika Abu Ja’far lah yang akan memperolehnya.
- Abu Muslim Al-Khurasani (penguasa wilayah timur), dia selalu bersaing dengan Abu Ja’far.
Kebijakan Politik Abul Abbas As-Saffah
- Pada masanya pertama kali dibentuk kementrian. Orang-orang Yahudi, Kristen Nestorian, dan Persia diakomodir dalam pemerintahan.
- Militernya beranggotakan termasuk non-Muslim dan non-Arab.
- Pabrik kertas pertama didirikan di Samarkand. Alih teknologinya berasal dari pasukan Cina Dinasti Tang yang ditawan oleh pasukan Abbasiyah, pasca pertempuran akibat konflik perbatasan di Talas.
- Pembangunan penerangan lampu jalan untuk kenyamanan dan keamanan.
- Pembangunan rambu jalan (penanda jarak setiap 1 mil, dimulai dari Kufah).
Putra Mahkota
Pada tahun 136 H / 754 M, Abul Abbas As-Saffah mengangkat saudaranya, Abu Ja’far sebagai khalifah sesudahnya. Kemudian ditentukan pula putra mahkota setelah Abu Ja’far, yaitu Isa bin Musa bin Muhammad bin Ali.
Abul Abbas As-Saffah Wafat
Ia menderita penyakit cacar, dan wafat pada 13 Dzulhijjah 136 H / 13 Juni 754 M di Wilayah Anbar.
2 comments
Sumber sumber mengenai kebijakan Abul Abbas dari mana min?
Silahkan di cek di buku Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Abbasiyah yang ditulis Syaikh Muhammad Al-Khudari. Semua tulisan tentang Bani Abbasiyah di situs ini adalah ringkasan dari buku tersebut.