Beberapa negara Arab mengutuk serangan rudal yang dilakukan oleh Garda Revolusi Iran ke kota Arbil, ibukota wilayah otonomi Kurdistan Irak.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter bahwa mereka “menolak semua bentuk kekerasan, ekstremisme dan terorisme.”
Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab mengutuk keras serangan itu, yang ia katakan “bertujuan untuk mengacaukan keamanan di Irak,” seperti dilansir Kantor Berita Emirates, WAM.
Kementerian Luar Negeri Bahrain juga mengutuk serangan itu, yang digambarkannya sebagai “serangan teroris pengecut” dan “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.”
Kuwait dan Yordania juga mengutuk serangan itu, Amman melihatnya sebagai “serangan teroris”.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh negara-negara Arab tersebut menyatakan solidaritas mereka terhadap Irak, akan tetapi mereka tidak ‘menyerang’ Iran secara langsung.
Garda Revolusi Iran telah mengkonfirmasi bahwa mereka menargetkan “pusat-pusat Zionisme” di Arbil pada minggu pagi dengan rudal kendali presisi.
Namun juru bicara otoritas resmi di wilayah Kurdistan Irak mengatakan bahwa serangan itu justru mengenai daerah pemukiman warga, dan sama sekali tidak menargetkan pangkalan militer asing.
Dua belas rudal jatuh di dekat konsulat AS di Arbil pada hari Minggu yang menyebabkan beberapa kerusakan material dan melukai beberapa orang seperti yang dikonfirmasi oleh pemerintah lokal di Kurdistan.
Serangan itu mendorong Dewan Keamanan Nasional untuk mengeluarkan pernyataan yang menuntut pihak Iran “untuk memberikan penjelasan yang eksplisit dan jelas.”
Para pemimpin Irak mengutuk serangan itu dan menyerukan persatuan semua warga Irak “dalam menghadapi (apa yang mereka sebut sebagai) agresi.”
Iran telah bersumpah untuk membalas setelah pembunuhan dua anggota Garda Revolusi sebagai akibat dari serangan rudal Israel di pinggiran Damaskus pada tanggal tujuh Maret lalu.
Iran memiliki perbatasan panjang dengan Irak, serta menikmati pengaruh politik dan ekonomi yang besar dan mendukung faksi-faksi bersenjata disana (yang loyal kepada Teheran).
Serangan rudal dan pesawat tak berawak meningkat di Irak pada awal tahun ini yang juga bertepatan dengan peringatan tahun kedua pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani (komandan Failaq al-Quds) dan rekannya dari Irak Abu Mahdi al-Muhandis, yang terbunuh oleh serangan drone AS di Irak pada Januari 2020.
Sumber: BBC Arabic.