Kita diseru oleh Allah SWT untuk selalu berlomba meraih ampunan-Nya,
سَابِقُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۙ اُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖۗ ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
“Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Hadid, 57: 21)
Dia Yang Mahapengasih dan Penyayang selalu menyediakan waktu dan kesempatan bagi kita agar berlomba meraih ampunan-Nya. Ada waktu dan kesempatan harian berupa ibadah shalat lima waktu; ada waktu dan kesempatan mingguan berupa ibadah shalat jum’at; ada waktu dan kesempatan tahunan berupa ibadah puasa Ramadhan, dan lain sebagainya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Shalat lima waktu, shalat jum’at ke shalat jum’at berikutnya, dan puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya, menjadi penghapus (dosa-dosa) diantara waktu-waktu tersebut, jika dosa-dosa besar ditinggalkan.” (HR. Muslim No. 233)
Bahkan di bulan Sya’ban yang lalu pun Allah sediakan waktu untuk mencurahkan maghfirah-Nya,
يَطَّلِعُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لَهُمْ كُلِّهِمْ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Allah Ta’ala menampakkan diri-Nya kepada hamba-Nya pada malam nishfu sya’ban, maka Dia mengampuni mereka seluruhnya, kecuali orang yang musyrik atau pendengki.” (As Silsilah Ash Shahihah, 3/135, No. 1144)
Berikutnya pasca Ramadhan dan Syawal, Allah SWT sediakan pula ibadah haji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berhaji, lalu dia tidak berbuat rafats (menghamburkan syahwat), tidak berbuat fasik, niscaya akan diampuni bagi dosa-dosanya yang lalu.” (HR. At Tirmidzi No. 808)
Ringkasnya, seluruh momen ibadah, hakikatnya adalah kesempatan bagi kita untuk meraih maghfirah dari Allah SWT.
Oleh karena itu, momen istimewa bulan Ramadhan harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, agar Allah SWT berkenan mengampuni dosa-dosa kita.