Ada beberapa ciri mendasar dari Islam moderat yang menjadi landasan sikap dalam kehidupan:
- Pemikiran Islam moderat tidak menjadikan akal sebagai hakim/sebagai pengambil keputusan akhir jika apa yang menjadi keputusan itu berseberangan dengan nash, namun pada saat yang sama dia tidak menafikan akal untuk bisa memahami nash.
- Pemikiran Islam moderat memiliki sikap luwes dalam beragama. Tidak keras dan tidak kaku dalam sesuatu yang bersifat juz’i (masalah cabang dalam agama, red.), namun pada saat yang sama tidak menggampangkan sesuatu yang bersifat ushul (masalah pokok/fundamental dalam agama, red.) sehingga dilanggar rambu-rambunya.
- Pemikiran Islam moderat tidak akan pernah mengkuduskan turats (khazanah pemikiran lama) jika sudah jelas-jelas ada kekurangannya. Namun pada saat yang sama tidak pernah meremehkannya jika di dalamnya ada keindahan-keindahan hidayah.
- Pemikiran Islam moderat merupakan pertengahan antara kalangan filsafat idealis yang hampir-hampir tidak bersentuhan dengan realitas, dan jauh dari kalangan fragmatis yang sama sekali tidak memiliki idealisme.
- Pemikiran Islam moderat adalah sikap pertengahan antara filsafat liberal yang membuka kran kebebasan tanpa batas kepada setiap individu walaupun mengorbankan kepentingan masyarakat, dan jauh dari sikap over sosial yang mengorbankan kepentingan individu.
- Pemikiran Islam moderat bersikap lentur dan senantiasa adaptif dalam sarana, namun tetap kokoh dan ajeg dalam masalah prinsip dan dasar.
- Pemikiran Islam moderat tidak pernah melakukan tajdid dan ijtihad dalam hal-hal yang bersikap pokok dan jelas dalam agama dan merupakan masalah-masalah qath’i, dan pada saat yang sama tidak setuju dengan sikap taklid yang berlebihan sehingga menutup pintu ijtihad walaupun masalahnya adalah masalah kontemporer yang sama sekali tidak terlintas dalam benak ulama-ulama terdahulu.
- Pemikiran Islam moderat tidak pernah meremehkan nash dengan dalih ‘maksud-maksud syariat’ (maqashidus syariah), dan pada saat yang sama tidak mengabaikan ‘maksud syariah’ dengan dalih menjaga nash.
- Pemikiran Islam moderat menentang sikap keterbukaan tanpa batas dan ketertutupan tanpa batas.
- Pemikiran Islam moderat mencela pemujaan organisasi yang tanpa batas sehingga laksana berhala, namun juga mencela sikap seseorang yang tidak mengindahkan cara hidup yang terorganisir.
- Islam moderat menolak sikap orang-orang yang hanya mendengungkan universalisme tanpa melihat kondisi dan keadaan lokal, juga menolak orang-orang yang berpikiran sangat lokal sehingga tidak bisa menjalin hubungan universal.
- Islam moderat tidak berlebih-lebihan dalam mengharamkan sesuatu sehingga seakan-akan di dunia ini tidak ada yang halal, juga tidak berlebih-lebihan dalam menghalalkan sesuatu sehingga seakan-akan di dunia ini tidak ada yang haram.
- Madzhab pemikiran Islam moderat terbuka terhadap peradaban manapun dengan tetap mempertahankan jati diri tanpa mengalami erosi dalam orisinalitasnya.
- Pemikiran Islam moderat mampu mengadopsi pemikiran manapun dan bahkan mampu mengembangkannya sepanjang tidak berlawanan dengan nash yang sharih (jelas).
- Pemikiran Islam moderat berada diantara liberalisme mutlak dan kejumudan mutlak. Berada diantara al-ifrath (berlebihan dari yang seharusnya) dan tafrith (sikap mengurang-ngurangi dari yang seharusnya).
Inilah diantara karakter dasar pemikiran Islam moderat. Pendekatan pemikiran seperti ini insya Allah akan mampu:
- Menggabungkan antara yang salaf dengan tajdid
- Menyeimbangkan antara tsawabit (perkara pokok yang tetap) dengan yang mutaghayyirat (perkara yang berubah-ubah)
- Berhati-hati dengan segala sesuatu yang berbau status quo
- Memahami Islam secara menyeluruh dan komprehensif.
Sumber: Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qaradhawi, Mustafa Malaikah, Pustaka Al-kautsar, Jakarta.