Hizbullah yang didukung Iran dan sekutunya telah kehilangan suara mayoritas mereka di parlemen Lebanon setelah hasil pemilihan umum negara itu diumumkan.
Sekutu partai Syiah mengalami kekalahan suara di seluruh daerah, menurut hasil yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri pada hari Selasa (17/05).
Gerakan Patriotik Bebas (Free Patriotic Movement), yang merupakan sekutu Hizbullah, tidak lagi menjadi koalisi parlemen Kristen terbesar di negara itu, memenangkan 18 kursi dalam pemilihan yang dilaksanakan pada hari Minggu, sementara saingannya yang didukung Amerika Serikat dan Arab Saudi memenangkan 20 kursi.
Sekutu kunci Hizbullah lainnya, seperti pemimpin Druze Talal Arslan di Aley, dan pemimpin Sunni Faysal Karame di Tripoli, juga kehilangan kursi mereka karena kalah dari para kandidat anti-establishment.
Selain itu, dua kandidat yang didukung Hizbullah dari pergerakan pemilih di Lebanon Selatan juga mengalami kekalahan dari para kandidat anti-establishment.
Secara keseluruhan, 16 kandidat independen anti-establishment masuk ke parlemen, meningkat 15 kursi dibandingkan dengan pemilu 2018.
Sembilan kandidat lain yang mencalonkan diri melalui partai-partai yang kritis terhadap status quo dan partai politik yang dominan juga terpilih, diantaranya seorang pengusaha dan miliarder Fouad Makhzoumi, dan empat kandidat dari Partai Kataeb Kristen yang pernah memiliki pengaruh.
SUMBER : AL JAZEERA