Pada hari Selasa (31/05/22) di Dubai, UEA dan Israel resmi menandatangani perjanjian perdagangan bebas yang merupakan bentuk perjanjian pertama antara Israel dan sebuah negara Arab. Perjanjian tersebut merupakan salah satu hasil paling penting secara ekonomi dari normalisasi hubungan antara dua kekuatan perdagangan itu yang terjadi kurang dari dua tahun lalu.
“Selamat,” tulis duta besar Israel untuk UEA, Amir Hayek, dalam tweetnya di Twitter, dengan melampirkan dua salinan perjanjian perdagangan bebas dan foto-foto sejumlah pejabat Emirat dan Israel tak lama setelah penandatanganan.
Sementara itu, duta besar Emirat untuk Israel, Mohammed Al Khaja, mengatakan di Twitter bahwa penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif tersebut adalah “sebuah prestasi besar, karena membuat perusahaan-perusahaan secara langsung dapat mengakses pasar dan mendapat manfaat dari penghapusan atau pengurangan bea masuk.“
“Kami akan bekerja sama sesuai dengan (komitmen) itu untuk meningkatkan investasi, menciptakan lapangan kerja dan memperkuat upaya demi isu iklim dan ketahanan pangan,” tambahnya.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga mengomentari perjanjian tersebut, dengan mengatakan bahwa perjanjian semacam itu seringkali membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan.
Bennett menambahkan: “Pada pertemuan puncak Sharm el-Sheikh dua bulan lalu, saya setuju dengan Sheikh Mohammed bin Zayed bahwa apa yang dapat diimplementasikan dalam 5 tahun, sebenarnya dapat diselesaikan dalam beberapa minggu. Kamipun memberikan instruksi kepada kedua tim kami untuk menyelesaikan kesepakatan ini secepat mungkin, dan itulah yang terjadi.”
Berdasarkan perjanjian tersebut, “96 persen dari semua barang akan dibebaskan (dari bea cukai), segera atau bertahap.” Demikian menurut Kementerian Ekonomi Israel yang menganggap langkah penandatanganan itu sebagai langkah “bersejarah bagi hubungan ekonomi kita.”
UEA adalah negara Teluk pertama dan negara Arab ketiga yang menormalkan hubungan dengan Israel. Penandatanganan tersebut ditengahi oleh mantan Presiden AS Donald Trump pada September tahun 2020, sebelum Bahrain, Maroko, dan Sudan yang juga menormalkan hubungannya dengan Israel.
Pembicaraan perjanjian perdagangan bebas antara kedua negara dimulai sejak bulan November lalu dan berakhir setelah empat kali negosiasi dan dialog, terutama pada 21 dan 22 Maret di Mesir antara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, yang saat itu masih menjadi Putra Mahkota Abu Dhabi.
Israel telah memiliki hubungan komersial dengan Mesir dan Yordania selama beberapa dekade, dan memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Uni Eropa, Turki dan negara-negara lain di Amerika Latin.
Sumber: Alhurra