Komunitas Muslim masih trauma terhadap serangan mematikan terhadap sebuah keluarga Muslim di London, Ontario tahun lalu, kata advokat.
Para pemimpin komunitas Muslim di Kanada kembali menyampaikan seruan untuk mengatasi Islamofobia saat mereka memperingati satu tahun serangan mematikan terhadap sebuah keluarga Muslim, yang menurut pihak berwenang dilatar belakangi kebencian.
Lebih dari 150 delegasi bertemu dengan anggota parlemen di ibu kota, Ottawa, pada hari Senin, menuntut tindakan nyata untuk mengatasi Islamofobia dan kejahatan rasisme, kata Fatema Abdalla, juru bicara kelompok advokasi Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM).
Jalan melawan Islamofobia juga akan diadakan pada Senin malam, kata NCCM dalam sebuah pernyataan.
“Komunitas Muslim masih belum pulih dari insiden ini,” kata Abdalla kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara telepon tentang serangan mematikan di London, Ontario, pada 6 Juni tahun lalu.
“Serangan brutal ini telah mengubah hubungan komunitas Muslim dengan Kanada. Mereka takut berjalan di jalanan, dan takut berkumpul di masjid-masjid jika tidak dengan ekstra hati-hati.”
Salman Afzaal (46), istrinya yang berusia 44 tahun Madiha Salman, putri mereka yang berusia 15 tahun Yumna dan neneknya yang berusia 74 tahun, Talat Afzaal, tewas ketika seorang pengemudi menabrak mereka dengan truk pick-up saat mereka sedang berjalan-jalan. Putra pasangan itu yang berusia sembilan tahun, Fayez, terluka parah.
Kepala polisi mengatakan pada saat itu bahwa para korban “ditargetkan karena keyakinan Islam mereka”.
Serangan itu mengulangi kesedihan dan trauma bagi anggota komunitas Muslim di seluruh Kanada, banyak dari mereka masih trauma setelah serangan mematikan 2017 di sebuah masjid Quebec yang menewaskan enam jemaah, dan penusukan fatal di masjid lain di Toronto pada 2020.
Selama bertahun-tahun, para pemimpin komunitas Muslim telah meminta pihak berwenang untuk mengatasi rasisme, kekerasan yang dilatar belakangi kebencian, dan prevalensi kelompok sayap kanan di Kanada.
Para peneliti pada tahun 2020 menemukan bahwa jumlah kelompok pembenci di negara itu telah meningkat tiga kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, dimana alasan anti-Muslim merupakan salah satu topik “paling menonjol”.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah berjanji untuk mengatasi masalah tersebut, dengan mengadakan pertemuan tingkat Nasional tentang Islamofobia pada Juli tahun lalu.
Pada hari Minggu, Trudeau dan pejabat pemerintah lainnya menghadiri pawai di London untuk mengingat keluarga Afzaal dan bersatu melawan kebencian.
“Sore ini di London, ribuan orang hadir untuk menghormati keluarga Afzaal; dan untuk Fayez, yang selamat; dan turun ke jalan untuk melawan Islamofobia. Untuk mengenang #OurLondonFamily, kita harus terus bekerja sama dan menggunakan setiap alat yang kita miliki untuk memerangi kebencian ini,” tulis Trudeau di Twitter.
Tahun lalu, NCCM mengajukan 61 rekomendasi untuk mengatasi Islamofobia di semua tingkat pemerintahan, termasuk melalui pengembangan strategi anti-Islamofobia federal dan penyediaan dana bantuan mendukung korban kejahatan bermotif kebencian .
Kelompok itu juga mendesak provinsi-provinsi di Kanada untuk memastikan direktorat anti-rasisme mereka memiliki sumber daya yang baik dan meminta pemerintah kota untuk mendanai upaya-upaya berbasis masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut.
Abdalla di NCCM mengatakan bahwa sementara beberapa langkah positif telah diambil sejak setahun terakhir, termasuk pengenalan kembali undang-undang yang akan memungkinkan pengawasan sipil terhadap Badan Layanan Perbatasan Kanada (CBSA) – diperlukan lebih banyak tindakan.
“Kami percaya bahwa itu dimulai dari atas. Kita ingin melihat perubahan itu sekarang, dan salah satu cara utama yang dapat kita lakukan adalah dengan memberi tahu masyarakat Kanada kita tentang kerugian sebenarnya dari tindakan Islamofobia,” katanya kepada Al Jazeera.
Sementara itu, tersangka penyerangan London, Nathaniel Veltman, menghadapi empat dakwaan pembunuhan tingkat pertama, dimana salah satu dakwaannya tentang percobaan pembunuhan dan terorisme. Pengadilannya akan dimulai pada September 2023, media Kanada melaporkan .
SUMBER : AL JAZEERA