Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh menegaskan bahwa Gaza yang diblokade selama lebih dari 15 tahun sedang mempersiapkan pertempuran strategis dengan penjajah Israel. Ia mengatakan bahwa 150 rudal Hamas siap menghancurkan Israel dalam waktu kurang dari setiap lima menit.
Dalam perayaan milad Hamas di kota Sidon, Lebanon, Haniyeh mengatakan bahwa “kita saat ini berada di era kemenangan dan transformasi besar yang dibuat oleh rakyat kita dan gerakan perlawanan di Palestina, Lebanon dan wilayah-wilayah lain.” Ia menambahkan bahwa “Gaza yang diblokade dan berperang hari ini dengan gerakan perlawanan dan rakyatnya sedang mempersiapkan pertempuran strategis dengan penjajah Israel.”
Kepala biro politik Hamas itu menambahkan: “Tidak ada tempat bagi Zionis dan pemukim Yahudi di Masjid Al-Aqsa Al-Mubarak.” Ia menekankan bahwa “impian penjajah Israel akan hancur, dan tidak ada tempat bagi kalian (Israel) di Yerusalem, Al-Aqsa dan Arab kami. Karena umat Islam adalah yang paling berhak terhadap Al-Quds.”
Haniyeh menambahkan bahwa: “Perang Saif Al-Quds yang dipopulerkan oleh gerakan perlawanan Palestina akan terus terhunus sampai Al-Quds dan seluruh Palestina dibebaskan.” ia juga menegaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang realistis dan menghadapi realita dengan langkah-langkah yang sesuai.”
Dalam pidatonya, Haniyeh mengatakan bahwa, “Penjajah Israel saat ini justru sedang berjuang untuk eksistensi mereka.”
Dalam pesannya kepada para pengungsi Palestina di kamp-kamp pengungsian di Lebanon, Haniyeh meminta para pengungsi Palestina untuk mempersiapkan diri, karena kepulangan sudah semakin dekat.
Kepala biro politik Hamas itu juga menyatakan solidaritas penuhnya dengan Lebanon terhadap pencaplokan Israel terhadap kekayaannya, ia menekankan bahwa “musuh tidak memiliki hak atas perairan dan sumber daya Lebanon, sama seperti ia tidak memiliki hak atas Palestina dan tanahnya.”
Dan dalam sebuah pesan yang ditujukan kepada Presiden AS Joe Biden, Haniyeh menekankan bahwa mereka tidak akan pernah membiarkan upaya apapun untuk melikuidasi isu perlawanan Palestina.
Sumber: Al Watan Voice.