Gerakan perlawanan Islam, Hamas di Jalur Gaza, mengaku kecewa dengan sikap diam dunia terhadap kejahatan penjajah Israel yang membiarkan warga Gaza terancam kelaparan. Selasa (2/8).
Pernyataan ini disampaikan oleh Fauzi Barhum, Jubir Hamas dalam mengomentari sikap penjajah Israel yang menutup penyeberangan komersil/ jalur dagang Karem Abu Saleem di bagian selatan Palestina dan penyeberangan Erez di Bait Hanun, yang digunakan khusus lalu-lintas orang.
Barhum mengatakan, tindakan penjajah israel terhadap penduduk Palestina di Jalur Gaza dengan cara menutup perbatasan, menyebabkan kelaparan dan masih memblokade wilayahnya, semua itu merupakan pelanggaran terhadap HAM.
Tindakan zionis ini telah menyandera lebih dari dua juta jiwa penduduk Jalur Gaza. Apalagi diantara mereka terdapat orang yang sakit, baik anak-anak maupun perempuan serta ada pasien kanker, yang semua membutuhkan pengobatan rutin di rumah sakit yang ada di Tepi Barat dan Al-Quds. Ketika mereka tidak bisa berobat disebabkan kondisi saat ini, hal itu akan memperparah sakit mereka bahkan nyawa mereka bisa terancam.
Dalam konteks ini, Barhum menyebut penjajah Israel sebagai pihak yang bertanggungjawab secara langsung atas penderitaan berkelanjutan yang dirasakan warga Jalur Gaza. “Kondisi buruk seperti ini membahayakan, dan tidak boleh dibiarkan,” jelas Barhum.
Sebelumnya diberitakan, penjajah Israel secara tiba-tiba mengetatkan penjagaan di wilayah perbatasan dengan Jalur Gaza. Langkan ini diambil karena khawatir akan serangan balasan dari faksi Gerakan Jihad Islami, setelah pimpinan mereka Bassam As-Sa’di ditangkap oleh tentara Israel di kamp pengungsian Jenin, Tepi Barat pada hari Senin, (1/8) kemarin.
Sumber: An-Nadholu