Langkah itu dilakukan setelah upaya bertahap untuk memulihkan hubungan, termasuk kunjungan presiden Israel ke Turki pada Maret.
Turki dan Israel telah sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik penuh dan akan mengembalikan duta besar ke masing-masing negara tersebut seiring perbaikan hubungan bertahap diantara keduanya, disampaikan oleh kedua negara.
“Peningkatan hubungan akan berkontribusi untuk memperdalam hubungan antara kedua bangsa, memperluas hubungan ekonomi, perdagangan, budaya dan memperkuat stabilitas regional,” sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Yair Lapid pada hari Rabu, setelah percakapan antara Lapid dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Penunjukan duta besar merupakan salah satu langkah dalam rangka normalisasi hubungan,”kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada konferensi pers di Ankara. “Langkah positif seperti itu datang dari Israel sebagai hasil dari upaya-upayanya, dan bagi Turki sendiri, kami juga memutuskan untuk menunjuk seorang duta besar untuk Tel Aviv.”
Cavusoglu menambahkan bahwa langkah itu tidak berarti bahwa Turki akan meninggalkan perjuangan Palestina.
Kedua negara mengusir duta besar pada tahun 2018 atas pembunuhan 60 warga Palestina oleh pasukan Israel selama protes di perbatasan Gaza terhadap pembukaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem.
Kunjungan ke Turki oleh Presiden Israel Isaac Herzog pada bulan Maret, yang kemudian diikuti oleh kunjungan kedua menteri luar negeri , telah membantu membangun hubungan yang hangat setelah lebih dari 10 tahun ketegangan.
Langkah-langkah tersebut, yang dilakukan ketika Israel berusaha meningkatkan hubungan dengan kekuatan-kekuatan regional, telah disepakati untuk dua tahun setelah apa yang disebut Kesepakatan Abraham yang membahas tentang hubungan, telah dinormalisai antara Israel, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Maroko.
SUMBER: AL JAZEERA