Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menegaskan bahwa negaranya tidak memiliki prasyarat untuk melakukan dialog dengan Suriah, namun ia menekankan bahwa dialog dengan Suriah harus memilki tujuan-tujuan yang jelas.
Cavusoglu mengatakan dalam sebuah pernyataan persnya bahwa Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) Suriah, yang merupakan cabang dari Organisasi Pekerja Kurdistan (PKK) Turki, semakin kuat di Suriah. Sementara para pengungsi Suriah memiliki keinginan kuat untuk kembali ke negara mereka, tetapi masih sulit untuk direalisasikan.
Dia menambahkan bahwa perang di Suriah telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan “sejak awal kami telah menekankan bahwa proses (solusi) terpenting di sana adalah proses politik.”
Dia menambahkan bahwa negaranya telah melakukan banyak inisiatif untuk menyelesaikan krisis Suriah, namun rezim Suriah tidak percaya pada solusi politik, hingga saat ini mereka terpaksa melihat negara itu porak-poranda oleh perang.
Dia mencontohkan misalnya Oposisi Suriah yang didukung oleh negaranya telah membentuk tim perunding dan mengambil sikap yang matang terhadap konstitusi, berbeda dengan rezim.
Cavusoglu menegaskan bahwa rezim Suriah seharusnya tidak menganggap Oposisi Suriah sebagai organisasi teroris, justru “membersihkan Suriah dari teroris (YGP) dan memastikan keamanan perbatasan dua negara adalah hal yang sangat urgent bagi Ankara.”
Menlu Turki itu mengatakan: “Tidak ada syarat untuk dialog, namun apa tujuan dari diskusi ini? Keamanan kami sangat penting, integritas teritorial Suriah penting, kembalinya para pengungsi ke negara mereka juga penting, dan dengan pencapaian perdamaian, membangun kembali negara itu juga penting. Namun yang terpenting adalah ada tujuan utama dan kita mendapatkan hasil (dari proses dialog tersebut).”
Menteri Luar Negeri Turki itu mengomentari prediksi tentang kemungkinan pertemuan antara Erdogan dan Assad di KTT Organisasi Kerjasama Shanghai, ia mengatakan: “Tidak ada rencana untuk mengadakan pertemuan antara Erdogan dan Assad di pertemuan SCO, dan Assad tidak diundang.”
Namun, Cavusoglu memastikan bahwa ada kontak yang sedang berlangsung antara dinas intelijen Suriah dan Turki, ia menunjukkan bahwa intelijen negaranya sedang mencari motif di balik protes di Suriah.
Sejak pecahnya konflik Suriah, hubungan Turki dengan negara tetangganya itu memburuk permanen. Meskipun perang sebenarnya tidak diinginkan oleh Ankara dan Damaskus.
Sumber: Arabi21.