(530 – 555 H /1136 – 1160 M)
Abu Abdillah Al-Husain Al-Muqtafi li Amrillah bin Al-Mustahzir. Dibaiat menjadi khalifah pada 8 Dzulhijjah 530 H / 13 September 1136 M.
Sultan Mas’ud menikahkan Khalifah Al-Muqtafi dengan saudara perempuannya yang bernama Fathimah dengan mas kawin 100.000 dinar. Hal ini dilakukan untuk mengeliminasi potensi pemberontakan kepadanya.
Aksi Kudeta yang Gagal
Ar-Rasyid yang baru saja dimakzulkan menggalang kekuatan bersama Dawud bin Mahmud untuk melakukan kudeta. Rencana ini gagal karena Ar-Rasyid dibunuh oleh kalangan Bathiniyah saat ia berada di pinggiran Kota Isfahan.
Sultan Mas’ud Wafat
Sultan Mas’ud dapat mempertahankan posisinya hingga ia wafat pada 547 H / 1153 M. Hal ini menandai berakhirnya kejayaan Dinasti Saljuk.
Sultan Mas’ud digantikan oleh keponakannya, Malik Syah bin Mahmud yang sebelumnya telah ditunjuk menjadi putera mahkota oleh Sultan Mas’ud.
Momentum wafatnya Sultan Mas’ud dimanfaatkan oleh Khalifah Al-Muqtafi untuk melakukan pembersihan kroni-kroni Sultan Mas’ud dengan mengusir mereka dari Baghdad serta menyita kekayaannya.
Khalifah juga segera menata kekuatan, mengumpulkan para jenderal dan tantara dalam jumlah besar, lalu menggerakkan mereka ke segenap Kawasan Irak: Al-Hillah, Wasith, dan yang lainnya. Khalifah Al-Muqtafi terjun langsung memimpin aksi militer itu.
Bani Saljuk Pasca Wafatnya Sultan Mas’ud
Sesaat setelah dibaiat, Sultan Malik Syah bin Mahmud ditangkap oleh Khash Bek, seorang panglima pada masa Sultan Mahmud. Khash Bek lalu meminta Muhammad bin Mahmud datang menemuinya untuk diangkat menjadi Sultan.
Rencana terselebung Khash Bek adalah ia akan menangkap Muhammad bin Mahmud Ketika ia datang kepadanya. Namun, Muhammad bin Mahmud nampaknya telah membaca niat terselubung ini, maka ia segera membunuh Khash Bek.
Setelah itu, Sultan Muhammad bin Mahmud meminta kepada Khalifah Al-Muqtafi agar namanya disebut dalam khutbah, namun khalifah menolak.
Sultan Muhammad bin Mahmud bergerak dari Hamadzan ke Irak pada 551 H / 1157 M untuk memblokade Baghdad. Namun para pendukungnya setengah hati, di sisi lain Malik Syah bin Mahmud dibantu Eldiguz (Penguasa Arran) dan Arslan bin Thughrul telah memasuki Hamadzan.
Sultan Muhammad berperang mati-matian agar bisa segera mengakhiri aksi militer di Baghdad. Tapi ia tidak berhasil menundukkannya, lalu pulang ke Hamadzan pada akhir bulan Rabiul Awwal 552 H / April 1157 M. Para rival segera meninggalkan Hamadzan.
Sultan Muhammad Wafat
Sultan Muhammad bin Mahmud wafat di Hamadzan pada 554 H / 1159 M. Setelah itu terjadi konflik di kalangan Bani Saljuk terkait suksesi. Sebagian mengajukan Malik Syah bin Mahmud, sebagian lain mengajukan Sulaiman Syah bin Muhammad bin Malik Syah, ada pula yang mengajukan Arslan bin Thugrul bin Muhammad bin Malik Syah. Mayoritas mendukung Sulaiman Syah, namun kesultanan akhirnya jatuh pada Arslan bin Thugrul.
Munculnya Negara-negara Baru
Perpecahan dan semakin melemahnya kekuasaan Bani Saljuk menyebabkan munculnya negara-negara baru. Diantaranya adalah Dinasti Attabikiyah.
Atabik adalah bahasa Turki yang artinya “pengelola kekuasaan”. Mereka adalah orang-orang/pejabat militer yang pada awalnya memiliki hubungan dengan Kesultanan Saljuk.
Ada pula dinasti yang pada awalnya memiliki hubungan dengan Kesultanan Saljuk namun tidak menggunakan gelar Atabik, tetapi bergelar Syah.
Negara-negara baru tersebut adalah:
- Dinasti Khawarizmi Syah (470 – 628 H / 1077 – 1231 M)
- Dinasti Artuqiyah (495 – 811 H / 1102 – 1408 M)
- Dinasti Atabik Damaskus (497 – 549 H / 1103 – 1154 M)
- Dinasti Atabik Mosul (521 – 660 H / 1127 – 1262 M)
- Dinasti Atabik Syiria (541 – 577 H / 1146 – 1181 M)
- Dinasti Atabik Sanjar (566 – 617 H / 1170 – 1220 M)
- Dinasti Atabik Al-Jazirah (576 – 648 H / 1180 – 1250 M)
- Atabik Erbil (539 – 563 H / 1144 – 1167 M)
- Atabik Azerbaijan (536 – 622 H / 1141 – 1225 M)
- Atabik Persia (543 – 686 H / 1148 – 1287 M)
- Atabik Lorestan (543 – 827 H / 1148 – 1424 M)
- Syah Armenia (493 – 604 H / 1100 – 1207 M)
Muncul pula Daulah Ghuriyah yang mencakup wilayah Ghur, Afghanistan, dan India (543 – 686 H / 1148 – 1287 M)
Khalifah Al-Muqtafi Wafat
Khalifah Al-Muqtafi wafat pada 2 Rabiul Awwal 555 H (19 Maret 1160 M)