Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan dalam pernyataan hari ini, Selasa (03/01/23) bahwa Turki tidak akan menormalisasi hubungannya dengan rezim Suriah atau mengadakan pertemuan dengannya terlepas darj sikap Oposisi Suriah, ia juga menegaskan akan bertemu dengan para pejabat oposisi Suriah hari ini.
Cavusoglu menambahkan bahwa “Washington tidak memberi tahu Ankara tentang penolakannya terhadap rencana pertemuan antara rezim Assad dan Ankara, tetapi kami memahami dari pernyataannya bahwa Washington menentang normalisasi hubungan dengan rezim Suriah.” Namun Cavusoglu menjelaskan bahwa dia akan bertemu dengan menteri luar negeri Suriah di paruh kedua bulan Januari.
Sebelumnya, “Departemen Media di Koalisi Nasional Untuk Revolusi Suriah” mengatakan bahwa Koalisi telah menyerukan pertemuan mendesak dengan para pejabat Pemerintahan Turki untuk mengklarifikasi beberapa masalah dan perkembangan terbaru, dan nantinya akan ada pertemuan untuk membahas hal tersebut pada awal minggu depan.
Dalam pernyataan singkatnya, Koalisi Oposisi Suriah menegaskan kembali bahwa sikap tetap rakyat Suriah dan revolusi Suriah adalah sikap resmi Koalisi, dan tidak ada perubahan atau pengabaian terhadapnya, hal ini disampaikan saat sejumlah lembaga oposisi dikritik karena diamnya mereka atas perubahan sikap Turki terhadap rezim Assad tanpa melakukan tindakan nyata dan komentar apapun.
Pada hari Jumat lalu, ribuan demonstran turun ke jalan di beberapa daerah yang dibebaskan bahkan sampai ke Daraa, Suriah selatan, mereka menyatakan dengan satu suara penolakannya terhadap rencana pemulihan hubungan dengan rezim Suriah yang akan mengarah pada rekonsiliasi, setelah rakyat Suriah menderita sekian lama karena kejahatan rezim Assad yang dianggap telah melakukan genosida dan kejahatan perang terhadap kemanusiaan.
Meskipun otoritas Turki memiliki alibi sendiri untuk melakukan pemulihan hubungan dengan rezim Suriah, serta jaminan yang diberikan oleh pejabat Turki bahwa mereka tidak akan meninggalkan oposisi Suriah, lembaga-lembaga revolusi yang mewakili gerakan secara politik dan militer harusnya tidak mengabaikan tanggapannya terhadap perkembangan terbaru dan mengklarifikasi sikap mereka yang benar dan jelas di hadapan rakyat pendukung revolusi.
Pemulihan hubungan ini, menurut para pengamat, akan menempatkan semua kekuatan oposisi dan revolusi Suriah di tahap yang kritis serta memalukan secara politik, militer, dan nasional. Rakyat Suriah sendiri yang berdomisili di wilayah utara Suriah yang dikuasai oleh militer Turki, dengan tegas menolak sikap Turki yang ingin melakukan pemulihan hubungan dengan penjahat perang seperti rezim Assad.
Sumber: Shaam Network.