Menuntut Ilmu adalah Kewajiban
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah)
Orang Berilmu Ditinggikan Derajatnya
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah, 58: 11)
Harus Selalu ada Orang yang Fokus Melaksanakannnya
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah, 9: 122)
Semangat Generasi Terdahulu dalam Menuntut Ilmu
- Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu pergi ke Syam menempuh perjalanan selama satu bulan hanya untuk mendengarkan satu hadits saja dari Abdullah bin Unais radhiyallahu ‘anhu. Yaitu hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya manusia itu nanti akan dibangkitkan di hari kiamat dalam keadaan tidak memakai alas kaki, tidak memakai pakaian dan tidak dikhitan” Riwayat Muslim dari Aisyah (2589)
- Abu Ayyub Al-Anshori pergi dari Madinah ke Mesir menemui ‘Uqbah bin Amir hanya untuk mendengarkan satu hadits saja yaitu sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa menutup aib saudara muslimnya di dunia, maka Allah akan menutup aibnya di hari kiamat” Riwayat Bukhari (2310), Muslim (2580)
- Abu Zur’ah berkata, “Adalah Imam Ahmad bin Hambal hafal satu juta hadits”. Berkata Sulaiman bin Syu’bah: “Sesungguhnya murid-murid Abu Dawud menyalin hadits dari Abu Dawud sebanyak 40.000 hadits. Sedangkan Abu Dawud tidak memiliki buku”. Abu Zur’ah Arrazi berkata: “Aku hafal 200.000 hadits seperti bagaimana orang lain menghafal surat Al-Ikhlash”. (Sifatusshofwah, II/337, IV/88)
- Ibnul ‘Aqil Al-Hambali berkata: “Sesungguhnya semangatku untuk menuntut ilmu di usiaku yang 80 tahun sama dengan semangatku ketika usiaku baru 20 tahun”.
- Imam Syafi’i pernah ditanya, “Bagaimanakah semangat Anda menuntut ilmu?” Beliau menjawab, “Saya mendengarkan huruf demi huruf seakan-akan huruf-huruf itu belum pernah saya temukan selama ini. Karena itu saya kerahkan seluruh anggota tubuh saya untuk menyimaknya.” Beliau ditanya lagi, “Bagaimana minat Anda terhadap ilmu?” Imam Syafi’i menjawab, “Minat saya laksana orang mengumpulkan makanan dan berambisi menikmati kelezatannya secara sempurna.” Beliau ditanya lagi, “Lalu bagaimana Anda mencarinya?” Imam Syafi’i menjawab, “Saya mencarinya laksana seorang wanita yang kehilangan anak satu-satunya yang di dunia ini yang ia tidak memiliki apa pun selain dia.”
- Muhammad bin Ishaq telah mengambil ilmu dari 1700 orang guru. Ia pergi menuntut ilmu dalam usia 20 tahun dan pulang dalam usia 40 tahun. Imam Bukhari mengambil ilmu lebih dari 1000 orang Syaikh.
Nasihat Ibnu Mas’ud dan Hasan bin ‘Ali
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ketahuilah bahwa tidak ada satupun diantara kalian yang dilahirkan dalam keadaan berilmu. Sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan jalan belajar. Maka jadikanlah dirimu sebagai orang yang ahli ilmu, atau orang yang menuntutnya, atau orang yangmendengarkannya. Belajarlah kalian, karena sesungguhnya kalian tidak tahu kapan ilmu kalian itu akan dibutuhkan”. (Al-Adab Assyar’iyyah, Ibnul Muflih II/34)
Hasan bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Belajarlah kalian, tuntutlah ilmu, sesungguhnya jika kini kalian adalah orang-orang yang kecil dan tidak diperhitungkan manusia, maka kelak kalian akan menjadi orang-orang besar yang diperlukan manusia.” (Jami’u bayanil ‘ilmi, Ibnu Abdul Barr, I/82)