Selayang Pandang
Penaklukan Andalusia oleh kaum muslimin terjadi pada 92 H / 711 M, yakni pada masa kekhalifahan Bani Umayyah yang saat itu dipimpin oleh Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik yang memerintah dari tahun 86 – 96 H / 705 – 715 M.
Pada masa itu terjadi penaklukan ke empat penjuru secara bersamaan: Ke wilayah Andalusia oleh Thariq bin Ziyad, ke wilayah Sind (Afghanistan dan sekitarnya) oleh Muhammad Al-Qosim, ke wilayah Transoxiana hingga Cina oleh Qutaibah bin Muslim Al-Bahily, dan ke wilayah Kaukasus oleh Maslamah bin Abdul Malik
Futuhat (penaklukan) Andalusia diawali masuknya Islam ke kawasan Afrika Utara pada tahun 22 H / 644 M. Di wilayah Afrika Utara itu tinggal bangsa Berber yang berakhir kekuasaannya pada tahun 85 atau 86 H (704 atau 705 M) di tangan Panglima Perang Musa ibn Nushair.
Baca pula gambaran situasi dan kondisi Andalusia pra Islam di sini:
Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik: Simbol Kesuksesan Kekhalifahan Bani Umayyah
Musa Ibn Nushair
Dia seorang panglima tangguh, bertakwa, dan wara. Termasuk golongan tabi’in, meriwayatkan hadits dari beberapa orang sahabat. Ayahnya, Nushair bi Abdurrahman, adalah veteran Perang Yarmuk (13 H / 636 M) dan kepala kepolisian pada masa kepemimpinan Mu’awiyah.
Ibunda Musa juga ikut dalam perang Yarmuk dan menjadi penyelamat seorang tawanan tantara muslim.
Musa Ibn Nushair memiliki karir panjang dalam pemerintahan. Ia pernah menjadi petugas kharaj di Bashrah, dan menjadi Laksamana laut saat menyerang Cyprus pada masa Mu’awiyah, lalu menjadi Gubernur Afrika dan wilayah Maghribi di masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik.
Pernah saat terjadi kekeringan di wilayah Maghribi, Musa Ibn Nushair memerintahkan kepada rakyatnya untuk berpuasa, shalat, dan memperbaiki hubungan dengan sesama, setelah itu ia memimpin shalat istisqa. Maka turunlah hujan deras sehingga penduduk di wilayah Maghribi terbebas dari kekeringan.
Meneguhkan Pilar-pilar Islam di Afrika
Obsesi Musa Ibn Nushair sejak awal menjadi gubernur adalah meneguhkan pilar Islam. Hal ini karena fenomena penduduk Berber yang murtad berkali-kali. Penyebab kemurtadan mereka adalah:
- Di masa lalu, Panglima Uqbah bin Nafi menaklukan kawasan itu dengan cepat lalu segera bergerak ke daerah lain. Hal ini dimanfaatkan oleh bangsa Berber untuk menyerang balik, bahkan hingga Uqbah bin Nafi terbunuh.
- Penduduk Berber belum memahami Islam.
Langkah-Langkah Musa Ibn Nushair
Musa Ibn Nushair melakukan penaklukan kembali dengan tenang, hingga ia selesai dalam 7 tahun, padahal sebelumnya Panglima Uqbah bin Nafi dapat menguasai wilayah Afrika Utara hanya dalam waktu beberapa bulan.
Lalu Musa Ibn Nushair mendatangkan para ulama dari kalangan tabi’in dari Syam dan Hijaz sebagai upaya mengenalkan Islam secara utuh kepada penduduk Afrika.
Menguasai Pelabuhan Thanjah
Musa Ibn Nushair dapat menaklukan seluruh wilayah Afrika kecuali Kota Sabtah (Ceuta/Septa). Namun ia berhasil menguasai Pelabuhan Thanjah (Tangier) yang dekat dengan wilayah Ceuta dan Andalusia.
Thariq bin Ziyad
Musa Ibn Nushair mengangkat Thariq bin Ziyad sebagai amir di Thanjah. Ia adalah seorang bangsa Berber, kulitnya putih, bermata biru dengan rambut kecoklatan. Perawakannya besar dan kuat.
Ide Penaklukan Andalusia
Ide penaklukan Andalusia sudah tercetus sejak masa Utsman bin Affan. Ia pernah berkata, “Konstantinopel hanya akan dapat ditaklukan dari arah laut. Jika kalian dapat menaklukan Andalusia, niscaya kalian akan mendapatkan pahala yang sama dengan mereka yang menaklukan Konstantinopel di akhir zaman.” (Tarikh Al-Umam wal Muluk, At-Thabari)
Setelah Islam kokoh di Afrika Utara, Musa Ibn Nushair mulai berpikir melakukan penaklukan Andalusia. Namun di hadapannya ada beberapa faktor penghambat:
- Belum diketahuinya kondisi geografis Andalusia.
- Minimnya jumlah pasukan dan armada laut, sedangkan ada jarak yang harus ditempuh melalui lautan dari Maroko ke Andalusia sekitar 13 Km.
- Di timur Andalusia terdapat kepulauan Balyar: Mallorca, Manuraca, dan Ibiza. Tidak akan aman memasuki Andalusia sebelum menguasai kepulauan ini.
Pelabuhan Ceuta
Pelabuhan Ceuta yang berada di bawah kekuasaan Julian harus diwaspadai. Karena Julian mempunyai hubungan dekat dengan Witiza, Raja Andalusia sebelumnya yang dikudeta oleh Raja Roderic.
Kebijakan Musa Ibn Nushair
Guna menanggulangi hambatan-hambatan penaklukan Andalusia itu, Musa Ibn Nushair melakukan langkah-langkah berikut:
- Membangun beberapa Pelabuhan pada 87 H / 706 M.
- Mengajarkan Islam kepada bangsa Amazig/Berber dengan lebih intensif, mirip training atau daurah di masa kini, hingga mereka bisa dilibatkan dalam perjuangan.
- Mengangkat Thariq bin Ziyad sebagai pemimpin pasukan.
- Penaklukan kepulauan Balyar.
Kemarahan Julian Penguasa Ceuta Kepada Raja Roderic
Keberadaan kaum muslimin di wilayah Afrika membuat Julian merasa ruang geraknya semakin sempit. Sementara itu ia tengah dibakar dendam atas kematian Raja Witiza yang dikudeta oleh Roderic. Saat anak Raja Witiza meminta tolong kepadanya, ia tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisinya lemah. Kemarahannya semakin memuncak saat mengetahui Roderic telah menodai anak perempuannya. Rakyat Andalusia saat itu dalam keadaan dizalimi oleh Roderic dengan beban pajak yang memberatkan. Orang-orang Yahudi disana pun ditekan, padahal pada masa Raja Witiza mereka merasa terlindungi. Mereka datang kepada Thariq bin Ziyad meminta pertolongan.
Penyerahan Ceuta
Julian akhirnya memutuskan untuk menyerahkan wilayah Ceuta kepada Thariq bin Ziyad, dan menyatakan siap menjadi informan tentang Andalusia. Julian meminta imbalan pengembalian 3.000 property milik Raja Witiza yang saat itu dikuasai Raja Roderic.
Thariq bin Ziyad segera menyampaikan hal ini kepada Musa Ibn Nushair, lalu ia meminta izin kepada Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik. Khalifah menginstruksikan agar mengirim pasukan rintisan ke wilayah Andalusia.
Pasukan Tharif bin Malik
Lima ratus prajurit memasuki Andalusia dengan menggunakan kapal laut di bawah pimpinan Tharif bin Malik. Mereka tiba di Andalusia pada tahun 91 H / 710 M. Sepulangnya Tharif, dilakukanlah persiapan selama setahun sehingga terkumpul 7.000 pasukan yang siap melaksanakan misi penaklukan.
(Bersambung)