Ledakan dahsyat mengguncang bangunan dan menerangi langit malam saat Israel mengebom Gaza.
Militer Israel telah melancarkan serangan udara di Jalur Gaza yang terkepung, karena kekhawatirannya terhadap kekerasan yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
Serangan pada Kamis pagi itu terjadi setelah serangan mematikan Israel di kota Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat, pekan lalu.
Serangan yang menewaskan sembilan warga Palestina itu kemudian diikuti oleh adanya serangan warga Palestina yang menargetkan warga Israel pada akhir pekan, termasuk penembakan di Al Quds Timur yang diduduki, dimana tujuh warga Israel tewas.
Kerusuhan itu juga memicu baku tembak antara pasukan Israel dan kelompok Palestina di Gaza, termasuk roket yang ditembakkan dari jalur yang diblokade pada Rabu malam. Tidak ada kelompok Palestina yang mengklaim penembakan tersebut.
Militer Israel mengatakan serangan udaranya menghantam tempat pembuatan roket dan senjata yang digunakan oleh Hamas, kelompok yang memerintah Gaza.
Setelah penyerangan itu, kantor berita AFP melaporkan adanya peluncuran roket-roket lain dari Gaza dimana ledakannya mengguncang gedung-gedung dan menerangi langit malam Gaza.
Sementara itu sirene-sirene serangan udara terdengar di sekitar wilayah Israel.
Belum ada laporan terkini mengenai korban serius.
Unit bersenjata sayap kiri dari Front Demokratik Pembebasan Palestina mengatakan mereka telah meluncurkan roket salvo kepada pihak Israel pada Kamis pagi sebagai tanggapan atas serangan udara dan “penyerangan sistematis” terhadap tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Dalam sebuah tweet yang dikirim setelah peluncuran roket hari Rabu, Menteri Keamanan Nasional Israel dari sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, yang mengawasi penjara, mengatakan dia akan melanjutkan rencana untuk memperketat kondisi terhadap tahanan Palestina.
“Tembakan roket dari Gaza tidak akan menghentikan saya untuk melanjutkan upaya membatalkan kondisi kamp musim panas bagi teroris pembunuh,” katanya, menambahkan bahwa dia telah meminta kabinet keamanan untuk bersidang.
Perlakuan Israel terhadap tahanan Palestina telah secara berkali-kali dikritik oleh organisasi hak asasi manusia, dimana ratusan orang ditahan tanpa dakwaan, yang diistilahkan pihak Israel sebagai “penahanan administratif”.
Israel melakukan serangan hampir setiap hari di Tepi Barat sepanjang tahun ini.
Pemerintah sayap kanan baru Israel mulai berkuasa pada akhir tahun lalu, dan Januari telah menjadi bulan yang sangat berdarah bagi warga Palestina, dimana 35 orang, baik pejuang maupun warga sipil tewas.
Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 200 warga Palestina dalam satu tahun terakhir.
SUMBER : ALJAZEERA