Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan satu orang tewas dalam serangan tentara Israel sebelum fajar di Nablus.
Israel telah mengebom Jalur Gaza. Dikatakan serangan udara itu merupakan tanggapan atas roket yang ditembakkan dari wilayah Palestina pada akhir pekan lalu.
Beberapa ledakan dilaporkan terjadi di Gaza pada Senin pagi. Tentara Israel mengatakan bahwa mereka menyerang “sebuah kompleks bawah tanah yang berisi bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan roket milik Hamas”.
Serangan itu diluncurkan “sebagai respon atas peluncuran roket pada hari Sabtu dari wilayah Gaza ke Israel”, tentara itu menambahkan.
Tidak ada pernyataan langsung terkait tuduhan tersebut. Belum ada klaim dari pihak Palestina mana pun terkait peluncuran roket itu.
Informasi sementara dari Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan satu orang tewas dalam serangan sebelum fajar itu di Nablus, daerah pendudukan Tepi Barat, tempat terjadinya kekerasan yang hampir tidak pernah henti selama setahun terakhir.
Tentara Israel tidak berkomentar terkait serangan Nablus. Serangan itu terjadi dalam salah satu periode kekerasan paling mematikan di wilayah tersebut dalam beberapa tahun.
Israel telah membunuh setidaknya 42 warga Palestina sepanjang tahun ini. Sementara dari pihak Israel sepuluh orang telah terbunuh dalam waktu yang sama.
Pada hari Minggu, belasan pemimpin dan pejabat senior dari negara-negara Arab dan Islam memperingatkan bahwa tindakan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat dapat memperburuk kondisi regional menjadi kekerasan yang meningkat antara Israel dan Palestina.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa warga Palestina menghadapi “serangan mematikan” di wilayah pendudukan Tepi Barat dan Al-Quds Timur, kemudian dia mendesak para pemimpin dunia untuk menghentikan tindakan Israel.
Masyarakat internasional harus “melindungi” rakyat Palestina dan “menghentikan agresi Israel dan tindakan sepihaknya”, katanya pada pertemuan Liga Arab.
“Sikap dan Tindakan keras kepala Israel telah melewati batas,” kata Abbas.
Salah satu contoh Tindakan yang memancing ketegangan yaitu, Kementrian Keamanan Israel pada Sabtu malam mengumumkan akan melegalkan sembilan titik pemukiman Yahudi di Tepi Barat sebagai respon atas serangan fatal Palestina di wilayah pendudukan Al-Quds Timur.
Kementrian Keamanan mengatakan, banyak warga Israel yang baru disahkan, padahal telah ada selama bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan mengenai perluasan pemukiman, dalam kunjungannya ke wilayah tersebut bulan lalu.
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Sekitar 475.000 pemukim Yahudi sekarang tinggal di wilayah Palestina, di wilayah yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
SUMBER: ALJAZEERA