Gerakan Perlawanan Gaza menembakkan roket dan Israel melakukan serangan udara melintasi perbatasan di Gaza pada hari Kamis, sehari setelah 11 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di wilayah Pendudukan Tepi Barat. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran eskalasi yang lebih luas, laporan Reuters.
Upaya mediasi sedang dilakukan oleh Mesir dan PBB untuk menenangkan situasi, kata para pejabat.
Militer Israel mengatakan enam roket telah ditembakkan dari Jalur Gaza tadi malam, dan memicu sirene serangan udara di pemukiman Israel selatan. Lima roket telah dilumpuhkan oleh rudal-rudal pertahanan, sementara yang lainnya jatuh di area terbuka. Tidak ada cedera yang dilaporkan.
Faksi Palestina Jihad Islam menolak bertanggung jawab atas serangan roket pada hari Kamis, namun mereka mengatakan palestina berhak untuk bertahan melawan agresi Israel.
Jet tempur Israel kemudian menyerang lokasi yang menurut mereka tempat pembuatan senjata milik Hamas, kelompok yang mengontrol Gaza, kata militer Israel. Tidak ada cedera yang dilaporkan.
Serangan di perbatasan itu terjadi setelah adanya operasi Israel di kota Nablus, Tepi Barat, pada hari Rabu. Pasukan Israel membunuh 11 warga Palestina, termasuk empat pria bersenjata dan empat warga sipil, dan melukai lebih dari 100 orang, kata sumber-sumber Palestina.
Jihad Islam mengatakan bahwa pasukan Israel mengepung rumah dua komandan Nablus yang kemudian memicu bentrokan bersenjata. Suara ledakan terdengar dan para anak muda melempari bat uke arah kendaraan lapis baja yang mengangkut pasukan Israel.
Sumber-sumber Palestina mengatakan dua komandan Jihad Islam telah tewas, bersama seorang pria yang memegang senjata. Terdapat empat korban meninggal dari warga sipil termasuk seorang pria berusia 72 tahun dan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, kata mereka.
“Saya melanjutkan keterlibatan saya dengan semua pihak terkait untuk meredakan situasi. Saya mendesak semua pihak untuk menahan diri dari Tindakan-tindakan yang dapat memperburuk situasi yang sudah bergejolak,” kata Utusan PBB, Tor Wennesland, dalam sebuah pernyataan.
Kelompok-kelompok Palestina di Al-Quds, Tepi Barat, dan Gaza, menghimbau agar tidak melakukan aktivitas pada hari Kamis. Sekolah, universitas, dan bank di Gaza tidak buka setelah para aktivis turun ke jalan dengan pengeras suara menyerukan agar kantor-kantor dan kegiatan bisnis lainnya tetap tutup.
Nablus dan Jenin yang jaraknya berdekatan merupakan wilayah yang dijadikan fokus aksi sweeping, yang telah diintensifkan Israel selama setahun terakhir, menyusul serentetan serangan mematikan yang terjadi di jalanan kota.
Enam puluh dua warga Palestina, termasuk warga bersenjata dan warga sipil, telah tewas pada tahun 2023, kata Kementerian Kesehatan Palestina. Sementara Kementrian Luar Negeri Israel menyebutkan sepuluh warga Israel dan seorang turis Ukraina tewas pada periode yang sama.
Sumber: Middle East Monitor