Kebakaran terjadi di kamp-kamp yang menampung salah satu kamp pengungsian terbesar di dunia, yang dengan cepat menghanguskan setidaknya 2.000 tempat tempat tinggal.
Kebakaran menghanguskan 2.000 tempat penampungan di sebuah kamp pengungsi Rohingya di tenggara Bangladesh, dan menyebabkan sekitar 12.000 orang kehilangan tempat tinggal, kata seorang pejabat.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 14:45 (08:45 GMT) di kamp nomor 11 di Kutupalong, yang merupakan salah satu kamp pengungsian terbesar di dunia, dengan cepat menghanhuskan tempat penampungan yang terbuat dari bambu dan terpal, Mijanur Rahman, komisaris pengungsi Bangladesh, mengatakan pada hari Minggu.
“Sekitar 2.000 tempat tinggal telah terbakar, menjadikan sekitar 12.000 warga negara Myanmar terpaksa mengungsi tanpa tempat untuk berlindung,” katanya.
Setidaknya 35 masjid dan 21 rumah belajar bagi para pengungsi juga hancur, tidak ada laporan korban luka atau meninggal, tambahnya.
“Tempat tinggal saya telah rusak. (Toko saya) juga terbakar,” kata Mamun Johar, pria Rohingya berusia 30 tahun. “Api mengambil segalanya dariku, semuanya.”
Investigasi diperintahkan
Kobaran api dapat dikendalikan dalam waktu hampir tiga jam. Belum ada penjelasa bagaimana api dimulai.
Pihak berwenang telah memerintahkan penyelidikan terkait peristiwa tersebut
Kebakaran sering terjadi di kamp-kamp dimana hampir satu juta pengungsi Rohingya hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.
Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari tindakan brutal militer di negara bagian Rakhine Myanmar, pada 2017, dan mengungsi ke Bangladesh.
Sebuah laporan dari Kementrian Pertahanan Bangladesh bulan lalu mengatakan bahwa antara Januari 2021 hingga Desember 2022, terjadi 222 insiden kebakaran di kamp Rohingya, termasuk didalamnya 60 kasus pembakaran.
Pada Maret 2021, dalam kebakaran terparah di kamp pengungsian Rohingya, setidaknya 15 orang tewas dan sekitar 50.000 orang hidup tanpa tempat tinggal setelah kebakaran melahap seluruh blok di pemukiman.
Sumber: TRTWorld