Anggota DPR sekaligus Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid, menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dan TNI atas dimulainya proses evakuasi WNI dari Sudan yang tengah bergejolak.
“Alhamdulillah, kami bersyukur dan berterima kasih kepada Kemlu dan TNI seperti banyak negara yang lain telah membantu dan mengevakuasi para WNI di Sudan sesuai harapan WNI dan banyak pihak yang sampaikan juga sebelumnya. Karena kecamuk perang saudara di Sudan sampai sekarang masih berlangsung sengit. Maka penting agar proses evakuasi terus dikawal dan dibantu penuh agar berhasil sampai tibanya seluruh WNI tersebut di tanah air dengan selamat,” demikian disampaikan Hidayat yang akrab dipanggil HNW ini melalui keterangannya di Jakarta (25/04).
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pernyataan persnya hari Senin, (24/4), menyampaikan bahwa sebanyak 538 warga negara Indonesia (WNI) berhasil tiba dengan selamat di Kota Port Sudan, pada pukul 01.00 dini hari waktu setempat atau 06.00 WIB, Senin, 24 April 2023.
Masih ada 289 WNI lain yang sebagian besar adalah mahasiswa dan ditambah lima pekerja yang akan segera dievakuasi pada tahap kedua. Berkenaan dengan hal tersebut, HNW berharap keseluruhan proses evakuasi dapat berjalan dengan lancar, aman, dan selamat.
“Agar para WNI di Sudan tetap kooperatif dan mengikuti setiap arahan dan informasi dari KBRI Khartoum, demi kelancaran dan keselamatan proses evakuasi hingga sampai ke tanah air yang tentunya akan memakan banyak waktu dan tenaga, sembari kita berharap situasi di Sudan kembali membaik dan damai,” kata HNW yang juga merupakan Anggota DPR RI dari Dapil DKI Jakarta II yang meliputi Luar Negeri.
Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini menjelaskan peliknya konflik yang saat ini tengah berkecamuk di Sudan menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi keselamatan para WNI yang tengah menjalani proses evakuasi.
“Sampai saat ini mediasi dari sejumlah pihak ketiga untuk menghentikan konflik militer itu masih belum menunjukkan titik terang, sedangkan pertempuran dan krisis kemanusiaan semakin memburuk. Kalau pun belum ada tanda-tanda disepakatinya resolusi konflik, setidaknya perlu ada kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik di Sudan agar jangan menambah komplikasi permasalahan dengan membahayakan atau bahkan mencederai para WNI yang akan dievakuasi. Dan tentunya lebih utama lagi jika konflik ini segera dihentikan demi selamatnya seluruh nyawa dari pertumpahan darah dan terwujudnya perdamaian dan pemerintahan sipil di Sudan yang sebenar-benarnya sebagaimana sudah dijanjikan sendiri oleh para pihak yang berkonflik di sana,” tutur HNW.
HNW berharap para pihak di Sudan berkomitmen menjaga hubungan persahabatan bangsa Sudan dengan bangsa Indonesia yang telah terjalin lama.
”Ada peranan mensejarah tokoh asal Sudan Syaikh Ahmad Surkati yang berkontribusi memajukan dunia pendidikan hingga pergerakan kebangsaan di Indonesia, pun ada sikap monumental Indonesia yang mengundang Sudan pada KAA 1955 di Bandung, bahkan disediakan bendera khusus walaupun Sudan saat itu belum merdeka. Maka dalam semangat persahabatan inilah sepatutnya para pihak yang berkonflik saat ini di Sudan minimalnya tidak mencederai para WNI di Sudan, serta memudahkan dan mengizinkan berjalannya proses evakuasi para WNI, agar para WNI di Sudan dijamin keselamatannya dan dimudahkan sepanjang proses evakuasi keluar dari Sudan menuju tanah air,” tegas HNW.