Liga Arab memutuskan untuk mengembalikan status keanggotaan Suriah setelah 12 tahun penangguhan, pada hari Minggu.
Berbicara pada konferensi pers di Kairo, Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan perwakilan dari negara-negara yang menjadi wakil di Liga Arab setuju untuk melanjutkan partisipasi delegasi pemerintah Suriah dalam pertemuan di Liga tersebut.
Keputusan tersebut diambil setelah pertemuan para menteri luar negeri negara-negara Arab di ibu kota Mesir di mana para Menteri memilih kembalinya Suriah ke Liga Arab.
Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit membenarkan bahwa Suriah diterima kembali ke badan pan-Arab.
Dalam konferensi pers yang sama, Aboul Gheit mengatakan bahwa untuk menindak lanjuti keputusan tersebut dibentuk komite, di dalamnya terdapat perwakilan dari Mesir, Arab Saudi, Yordania dan Irak, untuk menindaklanjuti penyelesaian krisis di Suriah.
Gheit menambahkan, “Membangun normalisasi hubungan antara Suriah dan negara-negara Arab merupakan kedaulatan masing-masing negara.”
“Ini tidak berarti bahwa krisis Suriah telah diselesaikan, justru sebaliknya,” katanya.
Aboul Gheit juga menyatakan bahwa Presiden Suriah Bashir al-Assad dapat berpartisipasi dalam KTT di Arab Saudi pada 19 Mei.
“Jika dia mau, karena Suriah, mulai malam ini adalah anggota penuh Liga Arab, dan mulai besok pagi mereka berhak menduduki kursi mana pun,” katanya dalam konferensi pers.
“Ketika undangan dikirim oleh negara tuan rumah, Kerajaan Arab Saudi, kemudian jika dia ikut berpartisipasi, maka dia akan bergabung,” katanya.
Perdana Menteri Suriah Hussein Arnous mengatakan, pada hari Minggu, bahwa Suriah telah menjadi korban dari informasi yang salah dan kampanye negative yang diluncurkan oleh musuh-musuh kami selama 12 tahun. Dia mengatakan konsultasi pada hari Minggu tersebut menggambarkan “kondisi yang sangat berharga” bagi Suriah secara regional dan internasional.
Pemungutan suara tersebut berlangsung setelah pertemuan regional di Yordania pekan lalu, yang dihadiri oleh para diplomat dari Mesir, Irak, Arab Saudi, dan Suriah.
Laporan sebelumnya mengatakan bahwa para wakil negara-negara Arab itu memberikan persetujuan bersyarat untuk kembalinya Suriah ke Liga Arab.
Menurut majalah Saudi Al Majalla, kembalinya Suriah ke Liga Arab telah dikondisikan terhadap rezim Suriah yang mengambil langkah-langkah praktis dalam menyelesaikan krisis Suriah.
Keputusan untuk mengembalikan keanggotaan Suriah muncul menjelang KTT Arab tahunan yang diselenggarakan di Arab Saudi pada 19 Mei.
Iran menyambut baik keputusan Liga Arab untuk mengakui kembali keanggotaan Suriah ke dalam organisasi itu.
“Menyelesaikan perselisihan antara negara-negara Islam dan pemulihan hubungan serta sinergi di antara mereka merupakan hal yang positif dalam stabilitas dan pembentukan perdamaian yang komprehensif,” kata juru bicara Menteri Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, dilaporkan oleh IRNA.
Dia menambahkan bahwa Republik Islam Iran menyambut baik pendekatan ini.
Suriah diskors dari organisasi yang terdiri dari 22 negara itu pada tahun 2011 atas tindakan brutal pemerintah terhadap protes kelompok pro-demokrasi, yang kemudian menyebabkan perang saudara.
Pemerintah Suriah pun sudah mulai melakukan kunjungan-kunjungan dan hubungan resmi dengan beberapa negara Arab dalam beberapa bulan terakhir.
Adapun sanksi Barat terhadap pemerintah Assad masih berlangsung.
Sumber: Muslim News