Kementerian luar negeri Rusia menilai bahwa pengiriman persenjataan Turki untuk Rezim Kiev sangat kontradiktif dengan niat yang disampaikan Ankara dan sangat berseberangan dengan peran yang diklaim Turki sebagai mediator konflik Rusia-Ukraina.
Yuri Pilipson, seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan kepada kantor berita RIA Novosti bahwa “Ankara telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk memastikan terjadinya gencatan senjata lebih cepat di Ukraina, serta melanjutkan proses negosiasi yang akan dimediasi olehnya.” Ia mencatat bahwa “pasokan senjata dan peralatan militer Turki untuk rezim Kiev secara langsung justru sangat kontradiktif dengan niat tersebut, serta sama sekali tidak sesuai dengan perannya sebagai mediator.”
Sebelumnya, pada Agustus 2022, Duta Besar Ukraina untuk Ankara, Vasily Bodnar, telah mengumumkan rencana perusahaan Turki Baykar untuk memulai memproduksi drone tempur jenis Bayraktar di Ukraina, ia menyatakan bahwa pabrik untuk drone tersebut dapat didirikan di Ukraina pada tahun 2024. Sementara itu, sejumlah media mengungkapkan bahwa Turki juga telah mengirimkan lebih dari 50 Kendaraan Lapis Baja Kirby ke Ukraina.
Meskipun tercatat sebagai anggota NATO, Turki bersikap realistis dan independen dengan terus berusaha membangun hubungan yang imbang antara Barat dan Rusia dalam krisis di Ukraina demi kepentingan nasional Turki.
Sumber: SANA & Skynewsarabia