Pasca terjadinya baku tembak di perbatasan Mesir dengan Palestina terjajah (yang diduduki israel) terjadi pada Sabtu pagi (3/6) dilaporkan 3 orang tentara israel tewas dan seorang tentara Mesir gugur. Pihak penjajah merilis nama pelaku adalah Muhammad Sholah, berusia 23 tahun dan baru satu tahun bergabung sebagai prajurit Mesir.
Senin (5/6) pihak penjajah israel mengembalikan jasad Sholah ke pihak Mesir. Namun pihak Mesir melarang adanya penyambutan terhadap jenazah Sholah, bahkan cendrung melakukan intimidasi terhadap pihak keluarga. Tentu hal ini upaya rezim Mesir dalam menjaga hubungan baiknya dengan penjajah israel.
Mahmud Sholah, saudara laki-laki Asy-Syahid Muhammad Sholah, menuturkan bagaimana proses pemakaman saudaranya dilakukan dengan cara yang tidak seperti biasanya. Kisahnya ia tulis melalui postingannya di timeline sosmed Facebook.
Pemakaman dilakukan terbatas hanya oleh keluarga dekat. Sesuai wasiat dari asy-syahid, yang tidak memerlukan adanya upacara belasungkawa. “Terimakasih kepada Allah dan atas semua bentuk perhatian kalian semua,” tulis Mahmud.
Dia lalu mengungkapkan, kebanggaannya kepada saudara laki-lakinya yang telah syahid, “Saudaraku, anak dari ibu dan ayahku. Hati pastilah sedih, air mata pastilah berlinang, kita telah berpisah wahai saudaraku asy-syahid. Kami bangga padamu, dan dunia pun bangga padamu wahai asy-syahid Muhammad Sholah.”
Mahmud juga menulis, sebuah postingannya pada Rabu pagi kemarin, mengutip QS. Al Baqarah ayat 169 “Janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya.”
Kendati pemakamannya terbatas oleh pihak keluarga terdekat, namun namanya harum di bangsa Arab. Di Palestina sendiri, diadakan titik berkabung untuk mendoakan asy-Syahid Muhammad Sholah. Semua dilakukan sebagai bentuk penghormatan atas keberanian Sholah melawan tentara penjajah israel.
Sumber: egyptwindow