Organisasi Kerjasama Islam (OKI) sangat menyesalkan aksi Penistaan Alquran di Swedia dan Denmark dan kegagalan mereka untuk mencegah tindakan tersebut.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengecam keras aksi penistaan terhadap kitab suci Alquran yang belum lama terjadi di Swedia dan Denmark.
Dalam sebuah resolusi yang dikeluarkan pada hari Senin setelah Sidang Luar Biasa ke-18 Dewan Menteri Luar Negeri OKI yang diadakan di Jeddah, forum Islam itu sangat menyesalkan otoritas Swedia dan Denmark yang mengizinkan tindakan semacam itu terjadi berulang kali, serta kegagalan mereka dalam mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah tindakan tersebut.
Mengutip dari Resolusi Dewan Keamanan PBB No.2686 (2023), yang menekankan toleransi, perdamaian, dan keamanan internasional, OKI berpendapat bahwa pihak berwenang di kedua negara itu harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah terulangnya tindakan tersebut.
Menurut resolusi tersebut, OKI memutuskan untuk mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal untuk melakukan kesepakatan dengan Komisi Uni Eropa. Delegasi tersebut bertujuan untuk menyuarakan keprihatinan negara-negara anggota OKI dan menuntut pencegahan tindakan kriminal tersebut dengan kedok kebebasan berekspresi.
Bersatu melawan provokasi
OKI dengan tegas mengecam keras semua upaya yang merendahkan kesucian Alquran maupun simbol agama lainnya dengan mengatas namakan kebebasan berekspresi, serta mendesak masyarakat internasional untuk bersatu melawan tindakan provokatif tersebut.
Menyerukan upaya kolektif, OKI mengundang para duta besar negara-negara anggota untuk mengambil tindakan di ibu kota masing-masing di mana tindakan keji tersebut terjadi. Misi mereka adalah melibatkan parlemen, media, organisasi masyarakat sipil, dan institusi pemerintah di masing-masing negara, mendorong tindakan secara legislatif untuk mengkriminalisasi aksi-aksi penistaan semacam itu.
OKI menekankan bahwa pelaksanaan kebebasan berekspresi harus dibarengi dengan rasa tanggung jawab.
Menyerukan tindakan yang kompak, OKI mendesak negara-negara anggota untuk mempertimbangkan keputusan dan tindakan yang tepat dalam menjalin hubungan dengan negara-negara di mana penistaan Alquran terus berlanjut, terutama di Swedia dan Denmark.
Tindakan ini bisa saja dengan memanggil duta besarnya masing-masing untuk konsultasi atau menerapkan langkah-langkah di bidang politik, ekonomi, budaya, atau lainnya dalam rangka menyatakan penolakan keras terhadap aksi penistaan Alquran dan symbol Islam yang telah terjadi berulang kali.
OKI juga memuji negara-negara anggota atas langkah-langkah terpuji yang telah mereka ambil sejauh ini dalam mengecam kejahatan berat ini. Karena masalah ini terus mendapat perhatian internasional, OKI menekankan perlunya sikap kolektif dan tegas melawan segala bentuk penistaan terhadap kesucian simbol agama.
Sumber: TRT World