Pasca serangan brutal israel ke Jenin, Mahmud Abbs presiden Otoritas Palestina mengundang faksi-faksi di Palestina menggelar pertemuan darurat di Kairo. Pertemuan yang berlangsung Ahad (30/7) kemarin dihadiri pemimpin gerakan Hamas, Ismail Haniah dan Mahmud Abbas yang juga petinggi gerakan Fatah dan beberapa faksi lainnya. Gerakan Jihad Islami memboikot pertemuan tersebut setelah menyaratkan pembebasan tawanan yang ditahan aparat Otoritas Palestina.
Dalam sambutannya, Haniah menyampaikan lima hal, yaitu pernyataan berakhirnya fase (kesepakatan) Oslo, fokus utama kita adalah mengakhiri penjajahan, saat ini semua berbuat untuk mencapai kemerdekaan, segera gelar pemilu karena itu gerbang menyatukan bangsa, Al-Quds menjadi isu sentral kita atas nama bangsa, umat dan kemanusiaan.
Sedangkan Abbas dalam sambutannya menyampaikan harapan agar perpecahan di Palestina segera berakhir. Ia juga berharap pemilu nantinya dapat terlaksana dan tidak lagi dihalang-halangi oleh pihak israel. Berbeda dengan Hamas yang menyerukan perlawanan menyeluruh, bagi Abbas melawan penjajah israel cukup dilakukan secara damai, bukan dengan senjata. Sangat disayangkan, Abbas dalam kesempatan itu tidak menyinggung nasib anggota perlawanan yang ditangkapi aparat Otoritas Palestina, ia justru secara eksplisit ia menyinggung berkuasanya Hamas di Jalur Gaza sebagai kudeta dari pemilu 2007. Ia menginginkan persenjataan hanya dimiliki aparatnya, tidak dipegang oleh faksi perlawanan. Ia juga tetap melakukan koordinasi keamanan dengan pihak israel, sebuah sikap yang dinilai rakyat Palestina sebagai bentuk pengkhianatan.
Banyak pihak menyangsikan pertemuan tersebut dapat membuahkan hasil berupa rekonsiliasi. Sempat disampaikan terkait PLO yang merupakan representatif dari Palestina yang diakui skala internasional, namun faktanya tidak semua pihak dilibatkan termasuk Hamas. Hamas berharap PLO kedepannya benar-benar menjadi representatif bagi bangsa Palestina. Usulan untuk membuat Komite Sekjend Lintas Faksi juga disampaikan, namun tidak ada kepastian kapan akan dibentuk, mengingat setelah pertemuan berakhir tidak ada press rilis terkait kesepakatan apa yang telah dicapai dan apa agenda lanjutkan paska pertemuan di Kairo.
Sumber: Aljazeera