Pengertian Syirik
Syirik artinya: menyekutukan Allah Ta’ala. Yaitu memiliki i’tikad atau keyakinan bahwa ada selain Allah Ta’ala yang memiliki sifat-sifat ketuhanan dan berhak diibadahi.
Sifat ketuhanan yang dimaksud misalnya: mencipta, memelihara alam semesta, memberi rizki, mendatangkan kemaslahatan atau kemudharatan, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud diibadahi adalah: disembah, diminta pertolongan, dijadikan tempat berlindung, serta ditaati dan diikuti dengan penuh kecintaan, kehinaan, dan ketundukkan.
Jadi, jika ada seseorang memiliki i’tikad bahwa ada yang mencipta, memelihara alam semesta, memberi rizki, mendatangkan kemaslahatan atau kemudharatan selain Allah l; lalu menyembah, meminta pertolongan, dan menjadikan sesuatu selain Allah tempat berlindung, seraya mentaati dan mengikuti dengan penuh kecintaan, kehinaan, dan ketundukkan; maka ia telah berbuat syirik. Orang yang berbuat syirik disebut dengan istilah musyrik.
Syirkul Akbar (Syirik Besar)
Perbuatan syirik besar contohnya:
- Menyembah benda angkasa (matahari, bulan, bintang, dan lain-lain). Padahal kepada Pencipta benda-benda itulah seharusnya manusia menyembah.
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.” (QS. Fushilat, 41: 37)
- Menyembah benda mati (patung, batu, dan lain-lain). Padahal benda-benda mati itu sama sekali tidak akan mendatang kemaslahatan atau kemudhorotan.
أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ
“Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhada-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (QS. Al-A’raf, 7: 191 – 192)
- Menyembah binatang (sapi, anak sapi, dan lain-lain). Hal ini seperti dilakukan oleh sebagian orang dalam beberapa kepercayaan kuno.
- Menyembah makhluk ghaib (jin, setan, dan malaikat). Hal ini pernah dilakukan oleh bangsa Arab pada masa lalu. Mereka menyembah malaikat, karena menganggapnya sebagai anak-anak perempuan Allah Ta’ala.
أَفَرَأَيْتُمُ اللاتَ وَالْعُزَّى (١٩) وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الأخْرَى (٢٠) أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الأنْثَى (٢١) تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى (٢٢) إِنْ هِيَ إِلا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الأنْفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَى (٢٣)
“Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka.” (QS. An-Najm, 53: 19 – 23)
Pada masa lalu bangsa Arab juga menyembah Jin. Mereka memandang bahwa jin-jin mempunyai hubungan dengan para malaikat. Diantara mereka ada yang menghormati atau memuliakan beberapa tempat yang mereka pandang tempat jin, diantaranya adalah sebuah tempat bernama Darahim. Mereka selalu mengadakan kurban di tempat itu agar terhindar dari bencana yang didatangkan olehnya.
وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ ۖ وَخَرَقُوا لَهُ بَنِينَ وَبَنَاتٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يَصِفُونَ
“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): ‘Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan’, tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.” (QS. Al-An’am, 6: 100)
- Penyembahan kepada manusia diantaranya dilakukan oleh orang-orang nasrani yang menganggap Nabi Isa (Yesus) sebagai anak Allah; mereka beranggapan bahwa beliau itu adalah salah satu bagian dari trinitas (konsep ketuhanan kristen yang menyebutkan bahwa Allah itu satu dalam tiga, tiga dalam satu [Allah Bapak, Anak, dan Roh Kudus]).
Ajaran Islam tentu saja menentang ajaran seperti ini, karena telah menyimpang dari ajaran tauhid (mengesakan Allah).
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ ۘ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.” (QS. An-Nisa, 4: 171)